Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (12)

Diperbarui: 20 Mei 2021   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (Inprnt.com)

Ketika aku mendapat sebuah kemenangan
aku tidak mengulang taktik itu
namun merespons berbagai keadaan
dalam cara-cara yang tidak terbatas

Taktik-taktik militer mirip dengan air
seperti air membentuk alirannya
berdasarkan permukaan
sebuah pasukan menang
dengan menyesuaikan diri
terhadap musuh yang dihadapinya

Serupa air yang inkonstansi
dalam perang pun
tak pernah ada kondisi yang konstansi

Sun Tzu
Refleksi Seni Rana

Aroma kemenangan memang sudah selenggang. Kurang lebih seratus ribu prajurit Divisi Kavaleri Danuh membentuk pagar betis, merangkai rantai manusia yang menutup Tung Shao dari sebelah timur sampai barat. Di belakang rantai manusia, ribuan kuda tanpa penunggang telah berbarikade serupa defile. Kurang lebih sepuluh ribu prajurit Divisi Infanteri yang masih tersisa memegang panji-panji dan umbul-umbul Dinasti Yuan bertiang tombak. Mereka melangkah perlahan menuruni bukit, seolah hendak menyongsong pasukan pemberontak Han di bawah bukit.

Fa Mulan telah mendelegasikan masing-masing Pati memegang kendali atas seratus ribu kuda tanpa penunggang beserta prajurit di garda depan. Bao Ling bertanggung jawab atas barikade selatan. Chien Po pada barikade utara. Sementara Yao dan ia sendiri memegang kendali perintah di barikade timur dan barat. Dari kejauhan kesatuan barikade tersebut membentuk asumsi kekuatan tetralogi yang sangat tangguh. Sebuah empat mata rantai yang saling mengikat, dan mendukung antara satu dengan lainnya.

"Yao, Chien Po, Bao Ling!" Fa Mulan berteriak, memimpin di garis depan. "Kerahkan semua armada untuk merangkak perlahan! Semua prajurit Divisi Kavaleri Danuh dan Divisi Infanteri merengsek maju, berteriak sekeras-kerasnya!"

Maka yang terjadi berikutnya adalah puncak Tung Shao menyemut oleh prajurit Yuan. Menghitam seperti arak-arakan gemawan yang siap menjelma menjadi badai hujan. Dari kaki bukit, Shan-Yu terpana. Tubuhnya menggigil. Ia serasa tak percaya. Teriakan-teriakan yang menggema sampai ke bawah bukit bagai raungan halilintar. Ia serasa berhadapan dengan avalans. Siap melumat dan menguburnya di dalam endapan salju yang akan membekukan tubuhnya. Napasnya seketika tercekat.

"Mundur! Mundur semuanya! Mundur kembali ke barak Utara!"

Tiga ratus ribu pasukan pemberontak Han mundur cepat dari zona tempur. Shan-Yu menggeram dengan wajah memerah menahan malu. Ia telah dikalahkan oleh prajurit wamil, Fa Mulan. Digebahnya pasukannya kembali ke gigir Sungai Onon, menyeberangi derasnya gelombang air. Pulang ke kamp mereka setelah melintasi Danau Baikal di perbatasan Mongolia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline