Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (4)

Diperbarui: 19 Maret 2021   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (inprnt.com)

Ketika pedang dan tombak terhunus
maka membahanalah maharana
mawadah merana diterpa bencana

Manusia menjazam zaman
adakah selenggang asa pada batas?
seketika aku menggeleng
sebab kilau jauhar
cuma tinggal kenangan berdebu

Bao Ling
Elegi Maharana

Bersama Shang Weng, Fa Mulan baru saja berhasil memukul mundur pasukan Han yang menyemut di sebelah utara perbatasan Mongolia, di daerah gigir Sungai Onon. Mulanya, prajurit-prajurit Yuan dari Divisi Infanteri sudah tidak sanggup membendung kekuatan musuh yang terus membengkak.

Untung bala bantuan dari Ibu Kota Da-du datang meskipun telat seminggu. Berkat kecerdikannya pula, Fa Mulan berhasil mengelabui musuh dengan taktik kamuflasenya. Kuda-kuda tanpa penunggang berjumlah ratusan ribu dengan prajurit-prajurit Divisi Kavaleri Danuh di depan membentuk pagar betis, telah menakuti pihak musuh. Taktik okhlosofobia yang jitu. Pasukan pemberontak Han mundur, menyangka Fa Mulan telah membentengi Tung Shao dengan jutaan prajurit Yuan.

Sebelumnya, kurang lebih lima bulan lalu, di sebelah selatan dekat perbatasan Tembok Besar, prajurit-prajurit Divisi Kavaleri Danuh sudah dilumpuhkan pemberontak Han pimpinan Han Chen Tjing. Mendengar kabar tersebut dari seorang prajurit intelijen, Fa Mulan nyaris berputus asa kala itu. Sama sekali tidak menyangka kekuatan raksasa prajurit Divisi Kavaleri Danuh dapat takluk dengan mudah. Tentu ada kekuatan tersembunyi pasukan pemberontak Han yang tidak diketahui para jenderal pakar stategi perang Yuan.

Mereka kecolongan!

Ia menggeram. Ia sendiri sebetulnya sudah kewalahan menghadapi pasukan Han yang dipimpin Shan-Yu di kaki bukit Tung Shao, sebuah daerah perbukitan yang ditimbuni salju setiap menjelang musim gugur. Selain karena hanya memiliki jumlah prajurit yang sedikit, daerah di sebelah utara perbatasan Mongolia itu sama sekali tidak terkawal prajurit dari Divisi Kavaleri Danuh, yang termasuk dalam jajaran pasukan elite Yuan.

Di bukit-bukit Tung Shao hanya terlihat barak-barak prajurit Divisi Infanteri yang tidak terlalu tangguh. Menyadari hal itu, ia segera mengambil inisiatif melalui Shang Weng untuk meminta pusat militer di Ibu Kota Da-du mengirimkan prajurit elite guna melapisi zona tempur Tung Shao.

Jenderal Gau Ming di Ibu Kota Da-du mulanya menolak permintaan pimpinan Kamp Utara itu. Alasannya, daerah selatan perbatasan Tembok Besar lebih memerlukan kehadiran prajurit-prajurit elite tersebut. Dengan dimutasikannya beberapa ribu prajurit dari daerah perbatasan itu, kekuatan yang diprakirakan dapat membendung gempuran pasukan pemberontak Han akan kewalahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline