Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (2)

Diperbarui: 15 Maret 2021   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (inprnt.com)

Manakala waktu tak lagi berakal
dan sang sunyi datang mengendap
sebesar hitungan pada guguran yang-liu
aku tak dapat lagi meraba

Ini Tionggoan yang terluka
tetapi para penyeru tak surut berseteru
mungkin lain waktu
taburan benih kebajikan
akan menumbuhkan kinasih

Bao Ling
Nyanyian Sunyi Pertempuran Fajar

Setiap melintas di ruang tengah rumahnya, Fa Mulan selalu tersenyum sendiri. Di atas meja hyang para leluhur Fa, ia dapat melihat dengan jelas pedang ular perak Shan-Yu yang berhasil ditaklukkannya dengan susah payah, tersampir di dudukan pedang kayu mahoni dekat deretan nisan alwah para leluhur Fa.

Pedang itu bukan pedang biasa. Nyaris seberat seperempat berat tubuhnya. Pedang itu terbuat dari baja khusus dengan dua sisi mata pedang yang sangat tajam. Memanjang dengan tiga kelokan serupa tubuh ular. Dalam beberapa pertempuran, konon pedang milik jenderal batil itu dapat melumpuhkan tiga orang prajurit lawan sekaligus dengan sekali tebas.

Itulah sebabnya pedang ular perak sangat ditakuti banyak pendekar dari Dinasti Yuan. Termasuk beberapa pengawal khusus kaisar, jawara-jawara wushu yang berasal dari Yin-tin. Dua pengawal kembar kampiun kaisar, Lu Shan dan Lu Shen mati mengenaskan dalam sebuah pertarungan hebat di depan gerbang Istana Da-du.

Si Tombak Maut, Lu Shan tidak berdaya melawan kepiawaian sabetan pedang ular perak Shan-Yu. Nasib serupa pun dialami oleh Si Golok Setan, Lu Shen. Hanya dengan delapan jurus, sepasang pengawal kembar itu takluk dan bersimbah darah di tanah. Delapan jurus sebenarnya bukan waktu yang singkat untuk dapat melumpuhkan pendekar hebat sekelas mereka. Shan-Yu sebetulnya mendapat perlawanan sengit meski pada akhirnya ia dapat memenangi pertarungan satu lawan dua itu.

Posisi pasukan pemberontak Han sebetulnya sudah terdesak sejak Kaisar Yuan Ren Zhan meminta ban-tuan sahabatnya dari negeri putih Inggris, Sir Arthur Jonathan di London,  melalui delegasi Perdana Menteri Shu Yong, untuk mengirimkan beberapa ribu pucuk Ho Liong dengan imbal barter emas batangan dan batu-batu delima asal Mongolia. Ho Liong yang merupakan ekuivalentik meriam, harafiah dari Naga Api itu memang sengaja didatangkan untuk memukul lawan dari arah utara dan selatan, yang berusaha melintasi Tembok Besar, dan bahkan beberapa di antaranya telah perlahan mendekati pusat Kekaisaran Yuan di Ibukota Da-du.

Keampuhan teknologi perangkat perang modern dari Negeri Barat itu memang efektif melumpuhkan musuh-musuh. Pasukan pemberontak Han terdesak mundur. Namun sebagian perwira dan jasus andal dengan tingkat determinasi tinggi berhasil menerobos masuk ke dalam Ibukota Da-du.

Salah satu di antaranya adalah Jenderal Shan-Yu!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline