Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Luruh Hati Rembang Lara

Diperbarui: 22 Februari 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi cerpen Luruh Hati Rembang Lara. (Effendy Wongso)

Prolog

Ujungpandang, 1999

"Pesona itu tidak datang begitu saja, Nduk!"

"Lalu, dari mana datangnya, Nek?"

"Dari dalam hati. Cinta, kasih, dan sayang. Semuanya. Jika hatimu putih, apa yang terpancar semuanya akan putih juga."

Sebelas tahun yang lalu, si kembar kecil Suci dan Ersa pernah mendengar petuah bijak itu. Dari Nenek di kampung. Meski semuanya telah berlalu, meski Nenek sudah dipanggil oleh Yang Mahakuasa, tapi petuah itu tetap menggaung. Di hati Ersa. Bukan di hati Suci.

***

31 Januari 1999

Galau Bilah Hati

"Saya tidak bohong, Ci!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline