Lihat ke Halaman Asli

Effendy Wongso

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Ini Fenologi tentang Cinta (2008)

Diperbarui: 20 Februari 2021   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puisi Ini Fenologi Tentang Cinta. (demilked.com)

Kudengar 'Pandangan Pertama'-nya RAN
mengalun dari corong flat eternit
: senandung light-jazzy bagai ponten berair jernih
ia terus masuk dalam ponor
menggema riang
dalam derap high heels di lantai mal

Rindu bukan sejarak farsakh
dan ia adalah nirfasakh
: tiba-tiba ia sudah menelikung
dan mematikan aku dalam mati

Dara,
mohon, jangan tutup pintu hatimu
sebab cinta merangkumku dalam kebutaan
dan tak memberiku kesempatan untuk berpikir
: engkau masih kanak-kanak!

RAN mengajakku berlari,
berlari mengejar cinta
berani mengungkap cinta
sebab tiap dusta
: terasa sakit bagai pedang yang merancap!

Ini fenologi, Cinta
setiap birama ia meranggas
dalam padang penuh bunga
dalam malam bersinar kunang-kunang
bagai lelampu yang menari
pada deru kosmopolit

Asmara kian menggedang
bagai geleta yang menyambut serindu asa
: haruskah aku jujur mengungkap
cintaku jatuh pada kanak-kanak?

RAN masih bersenandung
mal masih dikitari seribu wajah bertopeng
: di sini aku melarung rasa
cinta tak pernah salah
ia hanya hadir pada saat yang salah....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline