Lihat ke Halaman Asli

efendy pratama

Mahasiswa TSM

Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402, Human Error atau Bukan?

Diperbarui: 12 Mei 2021   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://m.ayosemarang.com/images-semarang/post/articles/2021/04/25/75892/kapal-selam-naggala-402-sulit-ditemukan.jpg

KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang sejak putus kontak pada tanggal 21 April 2021, kapal tersebut berisikan 53 orang kru yang ditugaskan dalam menjalani latihan, akhirnya setelah 5 hari pencarian ditemukannya kapal dengan terpecah menjadi tiga bagian di dasar laut dalam kedalaman lebih dari 800 meter di Laut Bali.

Yudo mengatakan, selama proses menyelam KRI Nanggala-402 sudah melalui proses yang benar. "Kapal ini bukan human error, karena sewaktu proses menyelam, kapal ini sudah melalui proses yang betul, jadi mulai melakukan penyelaman kemudian terdengar dari penjejak kemarin itu melaksanakan peran-peran. Peran persiapan kapal selam tersebut, peran menyelam dan sebagainya," kata KSAL Yudo.

Kecelakaan apapun  sangat mungkin terjadi, dapat diakibatkan oleh pemicu-pemicu kecelakaan di dalam kapal selam seperti: kegagalan material atau mekanik yang menyebabkan kemasukan air secara fatal, ada juga kemungkinan terjadinya kebakaran di dalam kapal ataupun human error walaupun awak kapal selam telah menjalani prosedur standar secara sangat hati-hati dan sangat ekstensif, walaupun kegagalan material adalah penyebab yang paling memungkinkan.

Terkadang manusia tidak terlepas dari human error walaupun semua prosedur telah dilakukan, human error dapat terjadi di setiap tingkatan, walaupun dikatakan bahwa kapal selam telah dinyatakan sesuai dengan prosedur dan telah melewati standar yang ada, contohnya seperti pengunaan mesin, walaupun mesin dikatakan masih bagus dan sebagainya, tidak ada yang tahu pasti kapan mesin tersebut akan rusak dan kapan masa berakhirnya, terkadang bisa lebih cepat maupun lebih lama, tergantung perawatan yang dijalankan terhadap mesin tersebut.

TNI Angkatan Laut (AL) menyebut batas waktu kelayakan operasional kapal selam KRI Nanggala-402 baru akan berakhir pada September 2022. "Jadi dari kelayakan kapal ini dinyatakan layak sampai dengan September 2022. Masih layak," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali dalam konferensi pers di Mabesal.

Hal diatas menjelaskan bahwa walaupun kapal selam masih layak operasi, tetapi kapal sudah hampir mendekati tutup usia, hal ini tidak bisa disepelekan. Walaupun banyak yang mengambil titik tengah atau rata-rata dari umur kapal yang dibeli dan digunakan oleh negara-negara lain sebagai pembelaan bahwa kapal tersebut masih dapat dioperasikan, mungkin saja human error terjadi di bagian penganalisis umur kapal selam karena hanya menganalisisnya dengan mengikuti standar yang biasa dijalankan saja, tidak mengingat bahwa kapal sudah mendekati masa tutup usia.

Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa tenggelamnya kapal bisa disebabkan oleh hal yang lain. Karena untuk dilakukan analisis lebih lanjut, harus dilakukan pengangkatan kapal, dan perkerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan cepat, karena memakan biaya yang tidak sedikit, serta tidak ada jaminan penyebab kecelakaan dapat dijelaskan secara rinci dan spesifik, sehingga membutuhkan waktu agar diketahui penyebab penyebab yang paling memungkinkan dalam kejadian tersebut.

Pada akhirnya, pendekatan yang dapat dilakukan sementara adalah dengan melanjutkan pemeriksaan secara visual terhadap puing-puing bagian kapal dan material-material yang berada di dasar laut, dan untuk pencegahannya dilakukanya pemeriksaan internal seperti peninjauan terhadap standar ulang pelatihan, prosedur operasi serta pertimbangan untuk memberhentikan kapal selam KRI Cakra-401, yang merupakan tipe kapal selam yang sama dengan KRI Nanggala-402 walaupun telah dilakukan perbaikan dan moderenisasi, untuk mencegah terjadinya bencana yang sama terulang kembali.

EP-02

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline