KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang sejak putus kontak pada tanggal 21 April 2021, kapal tersebut berisikan 53 orang kru yang ditugaskan dalam menjalani latihan, akhirnya setelah 5 hari pencarian ditemukannya kapal dengan terpecah menjadi tiga bagian di dasar laut dalam kedalaman lebih dari 800 meter di Laut Bali.
Kecelakaan apapun sangat mungkin terjadi, dapat diakibatkan oleh pemicu-pemicu kecelakaan di dalam kapal selam seperti: kegagalan material atau mekanik yang menyebabkan kemasukan air secara fatal, ada juga kemungkinan terjadinya kebakaran di dalam kapal ataupun human error walaupun awak kapal selam telah menjalani prosedur standar secara sangat hati-hati dan sangat ekstensif, walaupun kegagalan material adalah penyebab yang paling memungkinkan.
Terkadang manusia tidak terlepas dari human error walaupun semua prosedur telah dilakukan, human error dapat terjadi di setiap tingkatan, walaupun dikatakan bahwa kapal selam telah dinyatakan sesuai dengan prosedur dan telah melewati standar yang ada, contohnya seperti pengunaan mesin, walaupun mesin dikatakan masih bagus dan sebagainya, tidak ada yang tahu pasti kapan mesin tersebut akan rusak dan kapan masa berakhirnya, terkadang bisa lebih cepat maupun lebih lama, tergantung perawatan yang dijalankan terhadap mesin tersebut.
Hal diatas menjelaskan bahwa walaupun kapal selam masih layak operasi, tetapi kapal sudah hampir mendekati tutup usia, hal ini tidak bisa disepelekan. Walaupun banyak yang mengambil titik tengah atau rata-rata dari umur kapal yang dibeli dan digunakan oleh negara-negara lain sebagai pembelaan bahwa kapal tersebut masih dapat dioperasikan, mungkin saja human error terjadi di bagian penganalisis umur kapal selam karena hanya menganalisisnya dengan mengikuti standar yang biasa dijalankan saja, tidak mengingat bahwa kapal sudah mendekati masa tutup usia.
Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa tenggelamnya kapal bisa disebabkan oleh hal yang lain. Karena untuk dilakukan analisis lebih lanjut, harus dilakukan pengangkatan kapal, dan perkerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan cepat, karena memakan biaya yang tidak sedikit, serta tidak ada jaminan penyebab kecelakaan dapat dijelaskan secara rinci dan spesifik, sehingga membutuhkan waktu agar diketahui penyebab penyebab yang paling memungkinkan dalam kejadian tersebut.
Pada akhirnya, pendekatan yang dapat dilakukan sementara adalah dengan melanjutkan pemeriksaan secara visual terhadap puing-puing bagian kapal dan material-material yang berada di dasar laut, dan untuk pencegahannya dilakukanya pemeriksaan internal seperti peninjauan terhadap standar ulang pelatihan, prosedur operasi serta pertimbangan untuk memberhentikan kapal selam KRI Cakra-401, yang merupakan tipe kapal selam yang sama dengan KRI Nanggala-402 walaupun telah dilakukan perbaikan dan moderenisasi, untuk mencegah terjadinya bencana yang sama terulang kembali.
EP-02
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H