Lihat ke Halaman Asli

Banjir Genangan Air ....

Diperbarui: 10 Februari 2016   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANJIR, tentu tidak sama dengan air yang tergenang.  Genangan air yang membanjir, juga konotasinya bisa beda. Apapun namanya: banjir, genangan air, air tergenang, terserah saja. Sama saja dengan judul tulisan ini, "banjir genangan air" yang saya maksudkan tentunya ada air di Indonesia yang melimpah ruah karena hujan yang berkesinambungan.

Di Medan, misalnya, saat Imlek kemaren, hujannya tidak mengenal kompromi, suka-suka dan sesukanya saja. Akibatnya, air hujan pun meluap di jalanan, agak beda di seputaran sungai, meluap airnya ke kiri kanan badan sungainya.

Yang pasti sebenarnya, banjir atau genangan air (yang berjalan ini)  karena hujan deras turun dan lama. Penyebab kedua, karena parit tidak dikorek atau dibersihkan setiap hari baik oleh pemerintah apalagi rakyat. Dan, riol-riol di parit ini pun tak jelas keberadaannya ditambah lagi yang membuat paripuirna, banyak warga yang menutup parit dengan semen untuk dijadikan halaman rumah, sebagai jalan masuk atau untuk aktifitas pedagang  kaki lima. Kloplah dan ini dia, air tidak bisa disalahkan. Kalau mereka (air) bertanya: Kemana kami akan mengalir? Kami (air) kan berfanta rei terus, akan mengalir sampai jauh dan akhirnya ke laut.....

Saya tidak tahu, kemana para kepala dinas pengairan se-Indonesia pergi atau berada ketika banjir menyerang, ketika air parit dan selokan mulai mengganas. Sama dengan pertanyaan kepada rumput yang bergoyang, lagi dimanakah pak bupati/walikota, camat dan lurah ketika hujan dua hari itu?

Sama halnya dengan pertanyaan, di manakah hulu dan hilir proyek MUDP (Medan Urban Developmet Project) yang dulu sangat riuhnya dengan pemasangan riol-riol besar di Jalan Sisingamangaraja dan tempat lainnya di ibukota provinsi Sumatera Utara itu?. Apakah sudah tumpat kembali?

Itulah, padahal soal genangan air dan banjir ini sebenarnya persoalan sepele kalau setiap hari parit dan sungai dibersihkan, diperdalam, sampah-sampahnya dibersihkan dan rakyat yang buang sampah ke selokan dan sungai didenda. Parit--parit tidak ditutup dan bantaran sungainya jangan dibangun bangunan apapun untuk sekian meter dan seterusnya. Kemudian, tanam pohon di banyak tempat, khususnya di kiri kanan sungai. Itu sajalah, capek ngepel terus...... !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline