Lihat ke Halaman Asli

W. Efect

Berusaha untuk menjadi penulis profesional

Gadis itu bernama Mirna (6)

Diperbarui: 19 Desember 2022   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kuhirup kopi yang sudah mulai dingin, jarum jam yang berada ditembok, sudah menunjukkan pukul 00.30 menit.

"aku hanya bisa menyarankan padamu, kalau Mirna membutukan perhatianmu, ada baiknya ada waktu khusus untuk Mirna, ia gadis yang sedang tumbuh dan berkembang yang sedang mencari identitas diri, kalau ia salah dalam mencari jati dirinya berakibat buruk dalam perkembangan hidupnya dimasa mendatang, akan berbeda apabila ia mengidolakan orang tua sebagai harapan pertama dalam mecari identitas dirinya, tentu akan betah berada dilingkungan keluarga."

"aku sudah mencoba tapi kegiatanku cukup padat."

"aku paham akan hal itu karena hidup mu sudah dimanage, setiap saat kamu diatur oleh jarum jam, jam sekian harus berada di sini, jam sekian harus berada ditempat lain, dan seterusnya, apakah hanya seperi itu hidup, apakah itu suatu kenikmatan yang kamu suka, keberhasilan kamu telah member kenikmatan sesaat, tapi bila kamu menyisakan sedikit waktu untuk Mirna, tentu akan jauh berbeda dan kebahagiaan akan menjadi bekal yang tidak terlupakan dalam hidupkamu, tinggal kamu mengatunya dengan managermu untuk memberi kesempatan seminggu sekali berkumpul dengan mirna, apakah begitu berharganyanya pekerjaanmu di banding dengan kehidupan Mirna "

Lisa terdiam, ia menundukkan kepala. Tak ada jawab sama sekali, aku juga menyarankan untuk segera merubah jadwal kegiatan dan dibicarakan dengan managernya agar pertemuan yang cukup berharga dengan Mirna bisa menjadikan pertemuan untuk mengubah hidup, untuk memulai hidup baru agar keretakan hubungan antara Lisa dan Mirna yang belum begitu parah itu segera dapat diperbaiki.

Rupanya apa yang  aku sampaikan Lisa mendapat pertimbangan serius, ini nampak sekali ketika dihari berikutnya aku akan balik ke Yogya, ia ngobrol dengan managernya, aku sendiri diajak untuk ikut gabung dalam pembicaraan mereka. Meski aku lebih banyak berdiam diri, sapat aku simpulkan kalau Lisa akan memulai hari minggu sebagai waktu untuk bersama Mirna, betul-betul total untuk keluarga.

Sebenarnya hal seperti itu, kurang disepakati Neni selaku manajernya karena job untuk hari minggu pasti ada. Tapi karena sudah diputuskan Lisa, manajernya mengikut saja dan harus mau mengalihkan hari bila ada job pas hari minggu.

"Jadi pulang hari ini Bim." Tanya Lisa setelah Neni keluar ruang tamu. Aku menganggukkan kepala.

"Hiya, banyak yang harus saya kerjakan dalam bentuk pelaporan perjalanan."

"Kalau begitu biar Mirna mengantarmu sampai Stasiun."

"Mirna belum pulang, masih kuliah. Aku panggil taksi saja nanti." Lisa diam saja, "Maaf aku tak bisa mengantar, "Kata lisa kemudian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline