Lihat ke Halaman Asli

W. Efect

Berusaha untuk menjadi penulis profesional

Tetap Semangat Saat di Rumah Saja

Diperbarui: 8 April 2020   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Isolasi mandiri merupakan salah satu himbauan untuk mengurangi tertularnya virus corona covid 19 yang pada saat ini banyak dilakukan di beberapa daerah termasuk di daerah DI Yogyakarta.  Beberapa aturanpun kemudian diterapkan untuk menjaga kesehatan di daerah yang bersangkutan. Termasuk didalamnya aturan untuk isolasi selama 14 hari bagi pedatang baru yang datang ke yogyakarta, sekaligus melaporkan ke tim kesehatan setempat untuk memantau, dalam hal ini puskesmas terdekat, dan sudah dikasih form laporan termasuk contak person nya. Kalau selama 14 hari tidak ada tanda-tanda indikasi virus corona, bisa bersosialisasi  kewarga yang lain, akan tetapi kakau ditemukannya gejala-gejala virus corona (seperti batuk kering, sesak napas, suhu badan diatas 38” C, sakit pada tenggorakkan, dll) harus segera melapor ke tim kesehatan setempat (puskesmas).

Banyak rencana kegiatan dilaksanakan di dusun-dusun dengan tujuan menghambat penyebaran virus corona covid 19 sakah satu yang giat dilsksanaksn sdalah  penyemprotan disinspektan baik di jalan-jalan besar maupun gang termasuk penyemprotan ke rumah-rumah penduduk, kegiatan ini secara kontinu dilaksanakan sesuai kemampuan dusun yang bersangkutan bisa seminggu sekali atau rencana program lainnya.

Hal lain yang patut mendapat perhatian khusus dengan  adanya isolasi mandiri tersebut, banyak diantara mereka mengeluh tentang kebutuhan sehari- hari terutama bagi pekerja harian lepas, buruh, dll tentu saja dalam permasalahan ini diperlukan siapa yang bertanggung jawab ? Sementara tanggap darurat covid 19 hingga bulan Mei 2020, selama itu, warga diminta untuk isolasi mandiri tinggal dirumah saja? Warga keluar kalau ada hal yang penting, seperti, membeli kebutuhan pokok (bagi yang memiliki stok dana) sedang yang tidak memiliki stok dana hingga tanggap darurat vobid 19, harus bagaimanakah mempertahankan hidup sehari-hari.

Dokpri

Gereja St. Yakobus bantul punya cara tersendiri dalam mengantisipasi masalah tersebut. Sejak awal maret telah diluncurkan program Gurami, program ini di sosialisasikan kelingkungan-lingkungan se Paroki St Yakobus Bantul. Setiap KK minimal mengumpulkan setengah kilo beras dan satu mi instan, tujuan pengumpulan nantinya diberikan pada umat yang terdampak covid 19 seperti pekerja kesehatan, pekerja Ojol, klmtd, lansia, dll. Yang di koordinir oleh OMK Setempat.Disamping Progran tersebut, Bidang Pelayanan Masyarakat (Yanmas) Paroki St. Yakobus Bantul, Tim Kesehatan, punya program lain, memberikan bantuan berupa Handsaniser, sabun dan masker ke lingkungan-lingkungan, setelah ada pendataan barang-barang  tersebut segera diberikan ke ketua-ketua lingkungan sebanyak 363 paket. Kriteria penerima paket sama dengan program Gurami.  
Program lain (masih dalam pengumpulan data) ingin membantu bidang pemasaran online UMKM Gereja St. Yakobus Bantul, hasil produksi yang direncanakan seperti kebutuhan pokok,dan produk UMKM yang lain
Kerja dirumah saja, dengan memperhatikan ketentuan dan himbauan yang sudah menjadi Kesepakatan bersama, menjaga kebersihan keluarga masing-masing (WE 2020)



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline