Lihat ke Halaman Asli

Elok Fadillah

Pembawa Mimpi - Melukis Masa Depan

Topik 2 Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

Diperbarui: 11 Mei 2024   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam modul ini, saya menghubungkan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan Materi Kuliah Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara sangat menekankan pentingnya memahami dan menghargai budaya lokal serta mengintegrasikannya dalam pendidikan. Ini sejalan dengan pemahaman dalam mata kuliah tentang bagaimana konteks sosial dan budaya mempengaruhi praktik pendidikan di Indonesia.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang sistem among, kodrat alam dan kodrat zaman, Tri Pusat Pendidikan, budi pekerti, dan konsep Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, semuanya memiliki relevansi dengan isu-isu sosial dan budaya dalam pendidikan. Konsep-konsep tersebut membentuk landasan bagi pendekatan pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai lokal dan menghargai keberagaman budaya serta kebutuhan zaman.

Dari modul ini, saya mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya membangun kesadaran akan budaya lokal dalam pendidikan. Saya merasa lebih terbuka dan siap untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam praktik pengajaran saya. Saya akan berupaya menciptakan suasana kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diakui atas keunikan dan kontribusinya. Saya juga akan lebih aktif melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan, sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih holistik dan berdampak positif bagi perkembangan siswa.

  • Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

Sebelum mempelajari topik ini, saya mungkin memiliki pandangan bahwa peserta didik adalah individu yang harus menerima informasi dan instruksi dari guru secara pasif. Mungkin saya percaya bahwa tujuan utama pembelajaran adalah untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan akademis kepada siswa, dengan fokus pada pencapaian hasil yang diukur melalui tes dan ujian. Mungkin saya belum sepenuhnya menyadari pentingnya memperhatikan aspek-aspek sosial dan budaya dari siswa dalam proses pembelajaran.

Pada pandangan awal saya, mungkin saya melihat siswa sebagai objek pembelajaran yang homogen, tanpa memperhitungkan keberagaman latar belakang, nilai, dan pengalaman mereka. Mungkin saya juga belum memahami sepenuhnya bagaimana konteks sosial dan budaya siswa dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka dan bagaimana hal itu harus dipertimbangkan dalam merancang pengalaman pembelajaran yang bermakna dan relevan.

Namun, dengan mempelajari topik ini, saya dapat memperluas pemahaman saya tentang peran penting nilai-nilai lokal dan keberagaman budaya dalam pendidikan. Saya menyadari bahwa pendekatan yang lebih inklusif dan berorientasi pada siswa akan lebih efektif dalam membantu siswa meraih potensi maksimal mereka.

  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?

Setelah mempelajari topik ini, terjadi perubahan signifikan dalam pemikiran dan perilaku saya terkait dengan pendidikan. Saya mulai melihat peserta didik bukan hanya sebagai penerima informasi, tetapi sebagai individu yang unik dengan latar belakang sosial, budaya, dan nilai-nilai yang beragam. Saya menjadi lebih sadar akan pentingnya memperhatikan keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal dalam proses pembelajaran, serta bagaimana hal itu memengaruhi pengalaman belajar siswa.

Perubahan tersebut juga tercermin dalam praktik pengajaran saya. Saya menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan perspektif dan pengalaman siswa, serta lebih fleksibel dalam merancang pembelajaran yang memperhitungkan konteks sosial dan budaya mereka. Saya juga lebih aktif dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat merasa lebih terhubung dengan materi yang diajarkan. Perubahan ini memperkuat komitmen saya untuk menciptakan suasana kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam mengeksplorasi identitas dan keunikan budayanya.

  • Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Untuk lebih merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam kelas saya, saya dapat segera menerapkan beberapa langkah praktis:

Mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran: Saya akan lebih aktif mencari dan mengintegrasikan elemen-elemen budaya lokal dalam materi pembelajaran, baik melalui cerita, lagu, tarian, atau permainan tradisional. Hal ini akan membantu siswa merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran dan memperkaya pengalaman belajar mereka.

Mendorong kolaborasi dan kerjasama antar siswa: Saya akan menciptakan suasana kelas yang mendorong kerjasama dan kebersamaan antar siswa, sejalan dengan konsep sistem among yang dianut oleh KHD. Melalui proyek kolaboratif dan diskusi kelompok, siswa akan belajar untuk saling mendukung dan menghargai kontribusi masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline