Lihat ke Halaman Asli

Budaya Kerja dan Disiplin Rakyat Indonesia Saat Ini

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya kerja dalam organisasi menunjukkan bagaimana nilai nilai organisasi dipelajari dan diamalkan sehingga nyata dampaknya dalam kehidupan organisasi berupa proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik.


Berbagai negara di dunia biasanya memiliki budaya kerja tersendiri. Misalnya Jepang, dahulu sebenarnya orang Jepang memiliki kebiasaan bersantai dan tidak disiplin. Kekalahan pada perang dunia kedua membuat ekonomi Jepang hancur akibatnya penggangguran, kemiskinan dan kelaparan melanda. Mereka harus berkerja keras untuk bisa hidup dalam kondisi seperti itu. Etos kerja disiplin dan kerja keras orang Jepang lahir dari kemauan mereka untuk terbebas dari jeratan hidup tidak sejahtera.Konsep moral tersebut ditanamkan lewat jalur pendidikan secara turun temurun, dari generasi kegenerasi yang dampaknya dapat kita lihat dari etos kerja sehingga membawa negara Jepang menjadi negara sangat maju seperti saat ini.


Bagaimana dengan negara  Indonesia ? Padahal sudah ratusan tahun dijajah dan merasakan hidup tidak sejahtera. Sekarang sudah 69 tahun merdeka namun belum terlihat bangsa kita sudah menjadi negara maju. Menurut Mochtar Lubis bangsa ini memiliki jiwa hipokrit serta enggan dan segan bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Hal ini tentu bukanlah suatu yang bisa dibanggakan dan mungkin merupakan bagian dari faktor yang membuat negara kita masih seperti ini.


PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebagai motor pembangunan bangsa,   dari kacamata saya sebagian besar belum mencontohkan budaya kerja yang baik khususnya disiplin terutama yang bekerja di kantor pemerintahan.  Seperti yang dapat anda lihat sendiri, masih banyak pegawai yang membolos, kerja hanya untuk mengisipresensi saja,  terlalu banyak mengobrol dengan rekan dan sebagainya. Masyarakat Indonesia banyak mengeluhkan tentang hidupnya yang belum sejahtera layaknya negara tetangga, semestinya mereka melihat ke dalam dirinya apakah sudah bekerja keras dan disiplin ? Jika ingin maju dan sejahtera, tentunya ada sesuatu harus diusahakan seperti menanamkan jiwa kerja keras dan disiplin di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia maka suatu saat negara kita akan bisa sejajar dengan negara – negara maju.


Diantara kemelut pengikisan moral dan budaya kerja negeri ini ternyata muncul pase yang dapat membuat kita sebagai bangsa Indonesia optimis. Demi memperbaiki kondisi sistem birokrasi pemerintahan yang ada, pemerintah Aceh menetapkan peraturan mengenai budaya ‘malu’. Budaya malu ini dibutuhkan masyarakat Indonesia sebagai pondasi perilaku masyarakat dalam meningkatkan kinerja sehingga mampu bersaing dengan negara lainnya. Penerapan budaya malu di Indonesia ini diharapkan dapat memberi umpan balik positif terhadap kemajuan Bangsa Indonesia.


Budaya malu dapat berdampak positif maupun negatif, bergantung pada cara budaya malu tersebut diaplikasikan.  Hal yang paling dikhawatirkan dari penerapan budaya maluya itu menyebabkan ketidak beranian untuk mengekspresikan diri akibat rasa malu yang berlebih. Semoga saja budaya malu yang diterpkan dapat berdampak positif dan menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan budaya kerja dan disiplin masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline