Enam Jam antara Corona, Pikiran dan Keyakinan
Sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air
Sudah kurang lebih dua tahun corona/covid-19 menjadi perbincangan dunia termasuk di Indonesia. Saya menulis ini, sebelumnya mengajak kita semua untuk tidak mencari benar atau salah, tetapi lebih mengajak bagaimana kita menyikapi semuanya dengan pikiran dan keyaklnan kita kepada Allah. Selain itu apa yang saya tulis disini, berdasarkan beberapa pengamatan dan pengalaman pribadi.
Apakah corona/covid-19 itu ada? Ada 3 pilihan yang akan dijawab orang yaitu ada, tidak ada atau tidak tau (masa bodoh), tetapi dari 3 jawaban tersebut akan memunculkan alasan yang berbeda-beda, bisa jadi ada ratusan bahkan ada ribuan alasan.
Sahabat dan saudaraku...
Saya pribadi berpendapat virus itu selalu ada, apapun itu termasuk corona atau covid-19, tetapi tidak membahayakan terutama yang tidak memiliki penyakit bawaan. Pada tanggal 29 Juni 2021, sekitar jam 11.00 WIB, saya tes antigen di kantor dan dinyatakan positif.
Tetapi saya bersyukur pada saat itu saya sama sekali tidak merasakan perasaan takut yang berlebihan, saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Yang ada dalam pikiran saya adalah, "mungkin Tuhan YME menyuruh saya untuk introspeksi diri dan akan memberikan ilmu yang dapat saya bagikan untuk orang lain".
Setelah dari kantor, saya tidak langsung pulang ke rumah, tetapi saya mampir dulu ke sebuah mesjid di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Apa yang saya lakukan, mengalir seperti itu saja dan saya serahkan sepenuhnya kepada Allah. Beberapa saat sebelum zuhur, saya makan soto ayam panas dan agak pedas yang ada di area mesjid tersebut juga.
Tidak lama kemudian azan zuhur dan saya ikut sholat berjamaah setelah itu berdoa meminta kemudahan dan pertolongan pada Allah. Keluar mesjid, saya membeli 1 botol minuman vitamin C dan saya minum sampai habis. Setelah itu saya meneruskan pekerjaan saya di salah satu rental internet yang tidak jauh dari mesjid ini juga.
Singkat cerita sampai waktu asar, saya selesai bekerja di rental internet, saya sholat asar dulu. Setelah itu beberapa saat kemudian, saya membeli salah satu obat batuk yang banyak dijual diwarung, saya meminumnya satu sendok teh, tidak lama kemudian saya membeli minyak kayu puith dan saya gunakan secukupnya.
Kira-kira jam 17.00 saya ke sebuah Lab di sekitar tanah kusir Jakarta Selatan untuk tes antigen kembali, saya mengucap alhamdulillah karena 30 menit kemudian hasilnya negatif. Hanya 6 jam saya dititipkan positif covid, terima kasih ya Allah, semoga ini menjadi petunjuk dariMu agar hamba dapat menyampaikan "ilmu" yang Kau berikan kepada banyak orang.