Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Gen X dan Branding yang Dianggap Tidak Penting

Diperbarui: 26 November 2024   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi KOL | Foto: Freepik

Suatu waktu di masa lalu, saya pernah bekerjasama dengan salah satu salon kecantikan yang saat itu baru buka. Kerjasama ini tentu saja sebagai KOL yang ikut menyuarakan kehadiran mereka kepada calon pelanggan lewat konten yang kuproduksi.

Setelah sepakat dengan hak dan kewajiban, saya meluncur ke lokasi sesuai waktu yang telah ditentukan.

Berbeda dengan salon pada umumnya yang menghadirkan anak-anak muda, salon ini justeru memberi peluang kepada ibu-ibu paruh baya berkisar usia 50an tahun atau Gen X untuk bekerja sebagai terapis.

Tentu ini adalah langkah baik sebab potensi ibu-ibu terapis tersebut bisa tersalurkan sekaligus mendapatkan penghasilan. Di sisi berbeda, kebutuhan pekerja di salon bisa terpenuhi.

Kurangnya edukasi, branding dianggap tak penting

Setibanya saya di sana, saya disambut sangat baik. Disapa dengan senyuman, dipersilakan duduk, diarahkan ke meja registrasi, disuguhkan minuman dan diajak ngobrol. Semua masih terasa normal.

Sampai akhirnya saya tiba di ruang treatment dan ditangani oleh salah seorang ibu terapis. "Ini (saya - pelanggan yang sedang ditanganinya) cuma buat konten aja" begitu kata beliau kepada temannya yang juga sedang bertugas di ruangan sebelah saat berpapasan.

Saya tidak berpikiran jauh dengan ucapan tersebut meski memang sempat bingung juga kenapa dibilang cuma ya?

Pertanyaan ini kemudian terjawab saat treatment berlangsung. Penanganan terapis rasanya hanya formalitas. Lalu berangsur-angsur total dan lebih powerfull saat sesi pengambilan footage berlangsung kemudian kembali ke "pengaturan awal" begitu footage telah tercukupi.

Perlakuan ini membawa sejumlah asumsi di kepala saya; Apakah sebelumnya sudah ada koordinasi antara pemilik salon dengan para ibu terapis? Apakah sudah diedukasi? Apakah ibu terapis ini paham betul dampak kehadiran KOL dan konten yang akan dihasilkan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline