Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

"Sunrise of Java", Asita DK: dari Alam hingga Seni, Yuk Kenali Keindahannya Lewat Buku Banyuwangi

Diperbarui: 26 Juni 2023   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Dokumen pribadi

Legenda nama kota Banyuwangi

Konon, daerah paling Timur Pulau Jawa yang alamnya begitu indah, dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia dibantu oleh seorang Patih yang gagah berani, arif, dan tampan yang bernama Patih Sidopekso.

Istri Patih tersebut bernama Sri Tanjung. Ia memiliki paras yang sangat elok dan budi bahasa yang halus. Hal ini membuat sang Raja tergila-gila padanya.

Agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung, maka muncullah akal liciknya dengan memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa.

Tanpa curiga, Patih itu dengan tegas dan berani berangkat menjalankan titah sang raja.

Sayangnya, sepeninggalan Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo perlahan-lahan mulai diperlihatkan. Dengan segala tipu dayanya, ia merayu Sri Tanjung.

Beruntungnya Patih Sidopekso, Sri Tanjung menolak rayuan raja dan tetap berteguh pada pendiriannya. Malahan, ia menunjukkan sikap menjadi istri yang baik dengan terus mendoakan sang suami.

Penolakannya membuat raja berang!

Ketika Patih Sidopekso kembali, raja kembali menyusun akal busuk. Ia mengadu domba rumah tangga sang Patih dengan mengatakan bahwa istrinya, Sri Tanjung, mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan sang raja.

Patih marah besar. Ia menyeret istrinya ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Di sanalah ia berniat untuk membunuh istrinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline