Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Serba-serbi Wastra yang Patut Diketahui Anak Muda Indonesia

Diperbarui: 31 Agustus 2022   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa looks kain wastra tanpa dijahit terlebih dahulu | Foto: Efa Butar butar

Dilansir dari repositori Kemendikbud, wastra adalah kain khas tradisional milik bangsa Indonesia yang memiliki makna dan simbol tersendiri dengan matra tradisional setempat yang mengacu kepada dimensi seperti warna, ukuran panjang atau lebar.

Hakikatnya, wastra tidak hanya sekedar kain untuk tata busana dan style daerah saja, tetapi juga merupakan filosofis dan dimensi budaya Indonesia. Contohnya batik, songket, ulos, sasirangan, sarung Bugis, tapis, gringsing, jumputan, poleng, besurek dan lain-lain.

Tahun 2017 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 33 jenis kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.

Meski memiliki daya tarik tersendiri, sayangnya wastra tak sepopuler fashion lainnya yang menjadi pilihan anak-anak muda Indonesia saat bekerja, nongkrong hingga acara-acara.

Bukan kurang elok. Kalau dikerucutkan lagi, ada sejumlah alasan kenapa anak-anak muda tidak memilih wastra dalama ktivitasnya:

  • Wastra, terutama kain lilit, dirasa cukup merepotkan dan mengurangi kecepatan bergerak
  • Harga yang tergolong mahal
  • Harus dijahit terlebih dahulu, sehingga butuh dana tambahan lainnya
  • Warna kain wastra cenderung lebih cepat pudar
  • Wastra selalu diidentikkan dengan kegiatan formal dan resmi

Menjawab sejumlah permasalahan di atas, Stylo Indonesia, yang masih bagian dari Kompas ini, bekerja sama dengan WBI Foundation, hadirkan community gathering MUDA JAGANTARA (Muda Jaga Warisan Nusantara).

Acara ini kemudian dibungkus dengan ringan sembari memberikan edukasi kepada anak-anak muda Indonesia sekaligus jawaban dari sejumlah kekhawatiran di atas.

Untuk melengkapi sumber edukasi yang terpercaya, hadir pula Ibu Tatyana Soebianto selaku Praktisi Berkain dan Slow-Fashion yang melakukan demo bagaimana satu kain bisa menampilkan 4 looks berbeda yang dapat dicoba anak muda baik hijab maupun non-hijab, panjang atau pendek, baik untuk ngantor atau sekedar nongkrong di mall.

Perlu kiat agar kain lilit tak jadi busana yang merepotkan

Sebagai catatan, tips-tips ini untuk perempuan yaa. Hihihi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline