Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Sesederhana Membeli Tanpa Harus Menawar dengan Harga Mati

Diperbarui: 16 Desember 2020   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Squirrel_photos from Pixabay

Usai memutuskan keluar dari tempat kerjanya, bapak membuka usaha kecil-kecilan di kampung. Tak jauh dari hobi dan pekerjaan sebelumnya, usaha yang bapak buka berfokus pada perbaikan mesin dan peralatan besi rusak yang kemudian diperbaiki dengan mesin las.

Berhubung di kampung mata pencaharian utama adalah petani padi, salah satu barang yang paling sering bapak las adalah bajak singkal atau sering disebut luku yang merupakan salah satu implemen pada traktor yang berfungsi untuk membongkar dan membalikkan tanah saat proses persiapan lahan.

Selain permintaan perbaikan luku, sesekali, bapak juga menerima pesanan berupa jemuran, pagar rumah, pernah juga ada permintaan pembuatan salib untuk gereja, rak lilin, ada juga yang memesan tralis untuk rumahnya. Model pesanan sesuai permintaan customer.

Ngomong-ngomong, lokasi usaha bapak ada di Kampung Panombeian Toba ya. Sejauh ini, semua customer bapak yang datang bawa barang rusaknya, selalu pulang dengan senyuman. Bukan karena usahanya bapak maka aku seolah agung-agungkan. Bukan.

Tapi memang beberapa kali saat aku pulang kampung dan kebetulan ada customer yang ambil barang, belum pernah ada yang ngedumel bilang hasil kerjaan tangan bapak ngga bagus. Ibu-ibu yang memesan tralis, atau barang-barang di atas juga sejauh ini selalu suka dengan karya tangan bapak.

Pekerjaan tangan yang selalu maksimal inilah membuat banyak customer yang walaupun jarak rumahnya dengan bengkel bapak sebetulnya cukup jauh, tetap memilih datang.

Kalau kebetulan kamu berada dalam radius yang masih wajar dengan bengkel bapak, dan ingin dibuatkan benda-benda di atas, termasuk standing planter, bisa langsung main ke bengkel.

Lokasinya nggak jauh dari gereja. Tanya aja bengkel Butar-butar kepada warga setempat, pasti pada tahu kok.

Ilustrasi karya Bapak: Dokumen pribadi

Satu lagi. Konon, tuak di kampung kami juga banyak penggemarnya. Banyak warga kota yang datang ke kampung hanya untuk berburu tuak. Katanya rasanya berbeda. Lebih nikmat.

Berhubung aku ngga tau rasanya, jadi aku hanya menyampaikan pendapat bapak-bapak di kampung saja dan fakta bahwa banyak lapo yang didatangi oleh warga di kota hanya untuk minum tuak.

Tipsnya, kamu bisa datang sore sekitar jam 4an ke bengkel bapak. Ngobrol satu jam untuk pesanan kamu, bonusnyaaaa kamu bisa kenalan dengan kenikmatan tuak asli di sana. Tapi jangan banyak-banyak ya, takut mabuk kalau belum pernah. Kabarnya, jam 5 atau jam 6 sore, tuak di kampung udah ludes tak bersisa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline