Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Alasan Mengapa Chat di Media Sosial Perlu Diabaikan

Diperbarui: 24 Januari 2020   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Liputan 6

Siapa sih yang ngga tau bahwa media sosial bisa membuat semua orang terkoneksi dari Sabang hingga Merauke bahkan lintas negara?
Sebetulnya, jika dipergunakan untuk hal baik, ya tentu baik juga hasilnya untuk kedua belah pihak. 

Sebaliknya, jika dimanfaatkan untuk hal hal yang tidak baik, tentu akan ada pihak yang dirugikan dan pihak yang merugikan bisa jadi suatu waktu akan terkena getahnya lalu mendapatkan kerugian dari ulahnya.

Beberapa waktu lalu, sedikit ramai di lini masa Facebook tentang salah satu Blogger yang meresa tidak nyaman karena melulu di DM (Direct Message) oleh seseorang yang sepertinya berasal dari negara lain.

Ceritanya, mereka bisa saling follow di Instagram karena semacam kegiatan saling follow untuk meningkatkan jumlah followers. Pesertanya banyak, dan ya itu, lintas negara.

Akibat ketidaknyamanan tersebut, akhirnya akun pelaku DM tersebut diblokir.

Kasus lain adalah sindiran-sindiran pemilik pasangan karena pasangannya saling bertukar pesan di inbox atau pesan masuk Facebook secara diam diam lalu akhirnya ketahuan.

Sebagai pengguna media sosial, rasanya lumrah sekali jika seseorang pernah merasakan hal seperti ini. Mendapatkan inbox atau pesan masuk dari seseorang yang tak dikenali. Termasuk saya.

Belajar dari berbagai kasus di atas, ada banyak alasan yang membuat saya berpikir ulang saat ingin membalas DM atau inbox dari seseorang yang tak dikenali. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa tidak semua orang yang berniat jahat saat mengirimkan pesan.

Lalu apa saja alasan yang membuat saya memutuskan tak membalas pesan masuk orang tak dikenal?

1. Bisa saja penipuan.

Berkedok wajah cantik atau ganteng, biasanya sosok di belakang akun tersebut hanya memanfaatkan wajah orang lain untuk menipu korbannya dengan berpura pura saling intens berkomunikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline