Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Di Balik Masukan dan Makian pada "Customer Service"

Diperbarui: 30 Juni 2018   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Seiring dengan berkembangnya teknologi, metode penjualan dalam jual belipun ikut berpaling. Pasar konvensional kian ditinggal, customer semakin pintar memilah beragam produk yang ingin dibelanjakan melalui berbagai e commerce yang tersedia. Selain mudah, customer juga berkesempatan mendapatkan beberapa keuntungan lain, seperti:

  • Potongan harga di hari-hari tertentu dengan memanfaatkan kartu kredit atau bank tertentu pula yang telah bekerja sama dengan e commerce
  • Cashback yang menggiurkan
  • Tidak perlu antri lama untuk pembayaran
  • Tidak macet-macetan di jalan
  • Tidak keluar biaya parkir atau ongkos untuk sekedar berbelanja
  • Free ongkos kirim atau Bahasa trennya, ongkir
  • Tak terbatas tempat selama ada kuota
  • Refund atau penggantian produk jika tak sesuai deskripsi

Dari serangkaian keuntungan di atas, tidak heran banyak konsumen saat ini lebih memilih untuk bertransaksi dari semua tempat yang ditinggali untuk sesuatu yang diingin. Hanya perlu berpegang pada satu hal agar tak dirugikan saat bertransaksi dengan cara online; "Menjadi customer cerdas.

Saya tak akan membahas mengenai seperti apa tips dan trick untuk menjadi seorang konsumen cerdas dalam berbelanja online. Tentu ada banyak sekali referensi tips cerdas berbelanja online yang dapat diperoleh dengan menggunakan keywords di atas. Mari kita kulik dari sisi Customer Service. Sosok di belakang layar dari setiap complaint customer yang masuk.

Kisah Tokopedia dan Flashsale yang Menjadi Bahan Bullyan Netizen Se Indonesia

Masih ingat dengan Tokopedia yang memberikan harga terbaik sepanjang masa; "Rp 25.000" setiap produk untuk jumlah tertentu beberapa waktu lalu? Harga tersebut berlangsung hanya di jam-jam tertentu. Termasuk jam 00.00 WIB.

Saya masih ingat jelas bagaimana perjuangan saya dan adik menahan kantuk demi mendapatkan produk apapun yang harganya mahal namun bisa diperoleh dengan harga Rp 25.000. Ya, niat awalnya sih udah ngga bener, mau jual lagi. Tapi, hei, itu wajarlah di dunia jual menjual kan ya?

Dan begitu tiba jam 00.00 WIB yang sudah dinanti-nanti itu, aplikasi error. Kadang sama sekali ngga terbuka. Paling parah, udah sampai tahap pembayaran, produ habis! Lu kate nunggu sampe jam 00.00 WIB buat dapetin zonk beginian apa? Hati mulai panas.

Coba berkali-kali sampai setengah jam dan ngga dapet hasil apa-apa dong, Gusy!!!!

Zaman sekarang gitu lho, apa-apa, cek sosmed. Apa-apa curhat di sosmed, ye kennnn?

Meluncurlah segera ke Twitter, ternyata netizen lain udah lebih dahulu 'curhat' tentang produk yang tak kunjung didapat dari aplikasi itu. Beberapa beranggapan flash sale tersebut bohong belaka, ada yang beranggapan bahwa itu adalah trik dari Tokopedia agar masyarakat Indonesia ramai-ramai melakukan instal aplikasi e commerce tersebut di smartphonenya masing-masing. Anggapannya macam-macam. 

Sebagian menjadi bahan candaan, sebagaian, makian, sebagian bersyukur bisa mendapatkan produk harga jutaan menjadi harga Rp 25.000 -- lalu diserang ramai-ramai oleh netizen lain karena dianggap telah menyebar hoax. Kocak ngga sih iniiii?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline