Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Pembenaran Fans dan Ruang Gerak Artis yang Terbatas

Diperbarui: 9 Agustus 2017   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Esensinya, hidup itu Tuhan yang atur, kita yang menjalankan dan orang lain yang menilai. Hal itu adalah lumrah dimaklumi untuk menggenapi apa yang disebut manusia sebagai makhluk sosial. Berkumpul untuk kemudian berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain lalu membicarakan perihal apapun. Apapun yang menarik untuk dibicarakan. Termasuk itu mengenai manusia lain.

Gosip!

Sebagai makhluk yang berkomunikasi, pada dasarnya, ada banyak sekali yang dapat diperbincangkan oleh mereka yang membentuk kelompok. Mulai dari pekerjaan, negara, bunga, masakan, otomotif, hingga ke ya itu, manusia lainya. Membicarakan manusia lain ini lebih dikenal dengan gosip, ya, dan biasanya dominan dilakoni oleh kaum hawa.

Meski sebenarnya sebuah rumor yang beredar tidak merugikan siapapun, bahkan yang sedang membicarakannya, pada umumnya, manusia mau dan dengan hati terbuka mencari tahu tentang informasi yang tiba di telinganya.

Pencarian dilakukan kemana saja dengan apa saja. Anehnya, meski yang digosipkan telah memberi penjelasan sebenarnya tentang apa yang terjadi, mereka tetap mencari tahu tentang apa yang menurut mereka benar, yaitu rumor yang mereka tangkap. Untuk apa? Hanya demi pembenaran. Demi satu kalimat semata Tuh, kan, apa kata gue? Gue yang benarkan? Ahhh... dia mah bohong! Padahal gosip tersebutpun sebenarnya tidaklah merugikan sama sekali untuknya.

Sering sekali referensi pembenaran inipun didapat dari orang yang membenci objek yang tengah dibicarakan. Dan biasanya, mereka yang terus memburu informasipun adalah manusia yang masuk kategori pembenci objek. Pembenci akan mencari informasi dari pembenci lainnya, dan pembenaran versi merekapun muncul.

Kadang suka kasihan saat lihat social media seorang artis, ya. Miris saja gitu. Kehidupan mereka yang hanya terlihat dari luar, bisa dinilai oleh orang lain yang sama sekali tidak mengenal mereka, namun dengan berani-beraninya menjuluki sang artis dengan sebutan apapun itu yang ada di kepala mereka. Bahkan tidak jarang, kejamnya komentar di sosial media seorang artis membuat mereka sampai menutup kolom komentar di sebuah foto yang mereka unggah, Instagram misalnya.

Ini lucu. Dan biasanya terjadi antara kubu pro dengan artis A dan kontra dengan artis B. Saya suka bertanya dalam hati, mereka ini sebenarnya dapat apa gitu dari memaki satu sama lain, ya? Sementara kedua artis yang saling mereka bela dan teror itu malah terlihat adam ayem saja.

Seperti kemarin, saya membaca sebuah artikel tentang seorang artis yang mempublish foto dirinya dengan wajah baru. Dan foto tersebut mendapat beragam umpatan dari netizen, hingga akhirnya yang bersangkutan berujar, duit yang saya pakai, kan, duit saya, kenapa kamu yang repot? Kalau engga suka yang engga usah lihat!

Ini lucu gitu! Why?Kamu dirugiin apa sama artis tersebut sampai berani menilai yang buruk tentang sebuah keputusan yang sudah pasti dipikirkan matang-matang sebelum direalisasikan tersebut? Ya benar! Tidak suka? Tidak perlu lihat! Karena diapun sebenarnya tidak membutuhkan pendapatmu untuk bagaimana terlihat menarik dan cantik menurutnya.

Kalau kamu, maksudku, para netizen, memang sangat menyukai seorang public figur, ya sudah, ikuti saja perkembangan prestasinya. Hanya itu! Tidak perlu ikut campur tentang keputusan personal yang mereka lakukan terhadap diri mereka. Ingat! Kamu tidak dirugikan sama sekali!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline