Lalu aku melangkah menyusuri waktu
menerobos nafas dalam ragu
berulang kali waktu berlalu
jwaku masih bertanya, benarkah samar itu yang kutunggu?
Lagi aku melangkah
mencipta larik-larik nyata
Aku jengah!
Jawaban itu terlalu lama
Berulang kali benakku menepis
tentang ketidakpastian
di detik yang sama,
lembut di dalam sana berdegub
kuat menendang tetap mencari
Bait bait ku kian nyata,
Kamu yang kukira kan sirna,
tetap menjadi yang terutama
yang pertama hadir ketika mata terbuka
yang menutup hari ketika mata kan terpejam
yang dicari degub sebagai penenangnya,
tak peduli betapa semunya.
Bekasi, 26 Juli 2016
Awan Kumulus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H