Lihat ke Halaman Asli

Efa Butar butar

TERVERIFIKASI

Content Writer

Manfaatkan Unlimit8 Sebagai Ajang Promosi. Mungkin KPK Kompasiana dan Penikmat Kopi Lain Tertarik? 5B39AF7E!

Diperbarui: 3 Mei 2016   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: https://www.youtube.com/watch?v=_GND0p99KJU

Satu tahun dua bulan saya menyandang gelar buruh bahkan hingga saat ini, memang sangat tidak begitu menyenangkan karena hampir setiap hari dikejar oleh tugas-tugas dengan deadline dan tekanan yang tinggi. Bukan itu saja, rasanya melakukan suatu pekerjaan tanpa menyukai saya akui sangat membebani.

Memperingati hari buruh, Minggu 1 Mei 2016 saya jauh lebih memilih berdiam diri. Menatap balik semua perjalanan yang sudah saya tempuh selama setahun lebih di tempat saya bekerja. Mengabdikan diri untuk sesuatu yang hasil akhirnya adalah milik orang lain. Bukan milik saya sendiri. Berjuang untuk sesuatu yang pada akhirnya akan saya tinggalkan.

Tersadar langkah sudah semakin jauh untuk berburu ilmu. Tahap demi tahap yang harus dilaksanakan, pengetahuan-pengetahuan umum apa saja yang harus dipahami. Trik-trik jitu dalam marketing untuk memasarkan produk. Cara berbicara terhadap customer hingga pentingnya logo atau brand dalam sebuah produk.

Iya, melangkahkan kaki sebagai seorang lulusan Teknologi Pangan pada umumnya memiliki banyak sekali peluang untuk berwirausaha. Bagaimanapun, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak akan pernah ada habisnya. Perlu diketahui, dunia kuliner merupakan dunia yang hanya bertahan paling lama lima tahun tanpa varian dan inovasi terbaru, untuk itulah pengusaha dituntut untuk kreativ dan inovatif jika ingin kuliner yang digeluti tidak kalah saing dengan yang lain.

Biasanya, selain berinovasi dalam formulasi dan kemasan, para ahli pangan diberi pengetahuan bahwa background usaha juga memerlukan kreasi untuk menarik minat pengunjung dan customer. Untuk itu, perlu ditargetkan terlebih dahulu pasar utama yang harus ditembak adalah pasar dari kalangan usia berapa, atau pasar dengan golongan ekonomi yang bagaimana?

Nongkrong. Satu kegiatan yang banyak dilakukan oleh semua kalangan. Mulai dari remaja, dewasa, orang tua hingga manula dengan perkiraan waktu idealnya siang (jam makan siang), sore mulai pukul 17.00 hingga 21.00. Melihat peluang yang hampir tiap hari saya perhatikan di tempat-tempat tongkrongan yang sering saya datangi saat kuliah, terbersitlah keinginan untuk menciptakan satu tempat yang dapat menjadi wadah bagi banyak orang untuk bisa berkumpul bersama. Mimpi saya memberinya “DreamLand Café”

Mulai Melangkah

  • Bekerja di Perusahaan Lain untuk Mengumpulkan Modal Bisnis

Betul, bangun dari mimpi indah yang begitu menenangkan kemudian mencari satu per satu kepingan mimpi itu untuk dilukiskan tepat di depan mata dan dapat disentuh pada awalnya sangat sulit. Kebingungan untuk memulai dari mana hingga kaki memutuskan untuk membiarkan pikiran belajar dari perusahaan lain yang dapat menjembatani terwujudnya mimpi itu.

Satu tahun menjadi buruh bukan hal yang mudah, walau sulit ada begitu banyak pintu yang terbuka untuk semakin dekat dengan sang DreamLand. Mulai dari koneksi yang semakin bertambah, idealnya cara promosi, cara penyampaian yang baik ketika menawarkan produk, cara membuat ulasan mengenai produk berada di tingkatan goolge search yang identik dengan meningkatkannya viewer ke website atau setidaknya membaca ulasan tentang produk. Banyak sekali, terutama dari segi ekonomi pastinya sangat membantu untuk memulai impian ini. Langkah pertama ini terus berjalan hingga sekarang sembari melanjutkan mencari tahu langkah lainnya untuk mewujudkan mimpi.

  • Memilih Produk.

Berbicara mengenai café memang tidak melulu mengenai kopi, ada banyak hal yang bisa ditawarkan di sana. Banyaknya pilihan ini tidak mengubah pilihan saya tentang kopi. Sejak kecil, kehidupan saya tidak pernah jauh dari kopi walau saya tidak begitu menyukai proses pembuatan kopi itu sendiri. Nenek merupakan orang pertama yang mengenalkan saya pada kopi. Dari mulai pohon, biji, warna kopi yang sudah siap untuk dipanen, cara memetik, melakukan sortasi manual dengan menggunakan tangan, hingga ke proses penjemuran. Selanjutnya, penggililngan kopi menjadi bubuk saya saksikan langsung dari orang lain yaitu dosen dan teknisi terkait yang mengajarkan mengenai pascar panen kopi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline