Lihat ke Halaman Asli

Een Nuraeni

pekerja sosial

Menikah = Membeli Pakaian

Diperbarui: 30 Mei 2021   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas/Handining

Apa jadinya jika kita tidak menggunakan pakaian? Telanjang... (OMG!!!)

Malu tentu saja. Tidak usah dijelaskan bagaimana rasanya. Coba saja bayangkan dirimu tanpa pakaian dalam sehari saja dan melakukan aktifitas seperti biasa, apa bisa? Ke Pasar,  tempat kerja, ke sekolah, keluar rumah, bahkan di dalam rumah pun pasti akan risih sekali.

Lantas bagaimana jika pakaian kita jelek atau kotor?

Malu juga. Tidak percaya diri dan mungkin enggan bertemu dengan banyak orang saat kita mengenakan pakaian tersebut.

Dalam hidup, kita memerlukan pakaian sebagai kebutuhan pokok. Pakaian kita butuhkan setiap hari. Bahkan saat ini, fungsi dan tujuan berpakaian pun sangat banyak. Tidak hanya sebagai penutup tubuh tapi juga  bentuk kesopanan, kepantasan, kebanggan, gaya, ciri khas, identitas dan bahkan menunjukan kelas seseorang.

Apa hubungan pakaian dan 'menikah'?

"Istri-istrimu adalah pakaian bagi kamu sekalian, dan kalian adalah pakaian bagi mereka"

(QS. Al Baqarah; 185)

Tentang dengan siapa seseorang ingin menikah, bisa jadi sama dengan pertanyaan 'pakaian mana yang ingin ia kenakan?'

Memilih pasangan bisa dianalogikan dengan memilih pakaian. Menikah sama dengan membeli pakaian itu. Membeli pakaian untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Pakaian apa yang dibutuhkan, pakaian mana yang menurut dia nyaman digunakan, pakaian mana yang sesuai untuk tujuannya, pakaian mana yang mampu ia 'beli', pakaian mana yang mudah dia rawat, pakaian mana yang tidak mudah rusak, pakaian mana yang mampu membuatnya percaya diri saat dikenakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline