Lihat ke Halaman Asli

Membangun Karakter

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membangun Karakter

"Lingkunganlah yang membentuk dirimu". Sepenggal kalimat yang selalu terekam dalam memoriku karena kalimat itu memang benar adanya dan apa yang saya rasakan. Hidup dan tumbuh dalam lingkungan yang keras dan bisa dibilang sarangnya orang-orang yang "bebas" nyatanya juga membuatku sedikit banyak memiliki karakter yang demikian pula. Memang idealnya setiap orang harus punya prinsip yang harus dipegang teguh dalam hidupnya. Tapi layaknya batu karang yang dihempas derasnya ombak , lama kelamaan hancur juga. Inilah kenyataan hidup yang saya jalani.

Seiring berjalannya waktu, otakku terus berpikir dan nurani tak bisa membohongi lagi. Dalam benak berucap " Aku harus berubah ", tak mungkin kujalani hidup seperti ini. Dalam peribahasa Jawa dikatakan "Kenaa iwake, nanging aja nganti buthek banyune". Peribahasa tersebut mengandung maksud bahwa dalam setiap pergaulan kita harus mengambil sisi baiknya saja meskipun berada dalam pergaulan orang-orang yang kurang baik segalanya. Namun jangan sampai kita menyinggung perasaan atau bahkan membuat masalah.

Sekarang kita bicara tentang profesi atau pekerjaan yang menuntut kita mempunyai karakter yang baik, sopan, dan berwibawa. Menurut saya guru adalah pilihan yang tepat untuk mengubah karakter yang saya miliki. Dengan tekad yang bulat, kulangkahkan kakiku menginjak dunia pendidikan untuk belajar menjadi seorang guru. Meskipun aku sadar bahwa profesi guru menuntut seseorang yang benar-benar cinta dan mempunyai karakter yang baik. Hal itu menjadi tantangan bagi saya untuk belajar menjadi seorang guru yang seutuhnya. Guru yang bukan hanya mengejar materi saja, tapi benar-benar menyukai dan berjiwa seorang pendidik.

Perlahan mulai kubangun sedikit demi sedikit karakter dalam diri. Mulai dari hal-hal yang terkecil dan mulai kutinggalkan kebiasaan-kebiasaan burukku. Aku terus belajar dan mencoba mendalami sifat-sifat dan kebiasaan seorang guru yang baik. Meskipun terasa berat karena ini menyangkut jati diri yang harus saya rombak demi tujuan yang saya inginkan.Sudah separuh perjalanan perjuanganku untuk menjadi serang guru yang baik dan ideal. Tinggal selangkah lagi tujuanku pasti akan terwujud. Kini aku merasa sudah akrab dengan dunia yang akan ku geluti nanti,yaitu dunianya anak-anak. Aku terus berusaha dan berdoa suatu saat keinginanku menjadi guru yang baik dan dicintai murid-muridnya akan terwujud....semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline