Pengantar:
Saat ini kita lihat banyak bermunculan berbagai macam AI (Artifical Intelligence) atau yang kita kenal sebagai kecerdasan buatan, nah sekarang ada istilah AI Generatif . Secara prinsip yang dinamakan mengacu pada penggunaan AI untuk membuat konten baru, seperti teks, gambar, musik, audio, dan video.
Dengan kecerdasan buatan generatif ini memudahkan manusia untuk kemudian menghasilkan ide ide baru secara lebih kreatif. Namun tentunya munculnya teknologi baru seperti ini tidak hanya memiliki sisi positif tetapi sisi negatif juga. Dalam kaitannya dengan keamanan siber hal ini menjadi menarik sebab muncul pula ancaman siber yang lebih beragam.
Tulisan ini saya turunkan sebagai respon dan juga pengingat bahwa teknologi selalu mempunyai 2 sisi penggunaan yang berbeda kutubnya.
Dunia keamanan siber saat ini menghadapi tantangan baru yang semakin kompleks dengan munculnya AI Generatif (GAI). Teknologi yang awalnya dirancang untuk memajukan kreativitas dan efisiensi kini berpotensi disalahgunakan untuk tujuan jahat, memberikan pelaku kejahatan siber alat yang lebih canggih untuk melancarkan serangan mereka.
Evolusi AI Generatif dalam Kejahatan Siber, hal ini ditandai dengan beberapa indikator kejahatan siber yang munculnya semakin beragam. AI Generatif telah menunjukkan potensinya dalam berbagai aplikasi positif, mulai dari pengembangan konten kreatif hingga peningkatan layanan pelanggan. Namun, sisi gelap dari teknologi ini terungkap ketika penjahat siber mulai menggunakan GAI untuk meningkatkan serangan mereka.
Dengan kemampuan untuk menghasilkan konten yang meyakinkan dan mirip manusia, misalnya saja AI Generatif memungkinkan serangan phishing dan rekayasa sosial yang lebih sulit untuk dideteksi.
Beberapa contoh lain penggunaan AI Generatif dari sisi ofensif adalah sebagai berikut ini :
Phishing yang Diperkuat AI: AI Generatif dapat digunakan untuk menciptakan email phishing yang sangat realistis dan meyakinkan, yang sulit dibedakan dari komunikasi asli.
Malware Polimorfik: Teknologi ini juga dapat mengembangkan kode malware polimorfik yang mampu belajar dan berkembang secara mandiri, sehingga lebih sulit untuk dideteksi oleh perangkat lunak antivirus tradisional.
Deepfake: Kecanggihan AI Generatif memungkinkan pembuatan video, audio, atau gambar deepfake yang sangat realistis, yang bisa digunakan untuk penipuan atau manipulasi informasi.