Lihat ke Halaman Asli

Edy Susanto

IT consultant, writer, citizen journalist, photographer

Gambaran Umum Prediksi Kejahatan Siber 2023

Diperbarui: 22 Desember 2022   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendahuluan

Berikut ini adalah prediksi kejahatan siber yang muncul pada tahun 2023 mendatang. Tulisan ini saya berdasarkan hasil observasi dari berbagai sumber. Semoga bisa menjadi bagian untuk meningkatkan kewaspadaan keamana siber.

Masih berkaitan dengan situasi ekonomi yang bergejolak alias resesi yang diperkirakan berlanjut hingga tahun 2023, maka para penjahat siber akan berusaha untuk mengambil keuntungan dari orang orang yang rentan.

Hal ini linier dengan perkembangan teknologi, dimana selalu saja ada celah yang bisa dimanfaatkan dengan teknik teknik baru. Yang namanya penjahat pasti akan mencoba selangkah lebih didepan dibanding aparat keamanan. 

Prediksi Ancaman Siber 2023

Nah rincian dibawah ini mungkin saja bisa membantu rekan rekan untuk  mengantisipasi lebih dini terkait ancaman siber. Jadi ini saya rangkum hal hal penting yang semiga bisa menjadi acuan dalam kerangka kehati hatian di tahun 2023.

Hal pertama adalah keuangan.
Salah satu yang paling menyita perhatian di tahun 2023 adalah serangan pada sektor entitas keuangan. Frekwensi dan tingkat keparahan serangan siber pada sektor ini diprediksi akan semakin meningkat, seperti halnya pencurian informasi pribadi yang sekarang marak, di tahun 2023 hal ini akan semakin besar volumenya.

Hal kedua yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor seluler.
Maraknya penggunaan smartphone jika tidak disertai dengan literasi mengamankan data pribadi akan berpotensi menjadi titik masuk serangan siber. Menurut data yang dikumpulkan oleh Verizon Mobile Security Index (MSI) 2022 dimana ada peningkatan 22% dibandingkan serangan siber tahun 2021 yang melibatkan perangkat seluler. Dan kabarnya tidak ada indikasi yang menunjukkan serangan tersebut melambat di akhir tahun 2022 ini.

Hal ketiga adalah layanan cloud.
Semakin banyak perusahaan yang saat ini beralih menggunakan berbasis cloud, oleh karena itu keamanan cloud, teknologi, kebijakan, atau layanan apa pun yang melindungi informasi yang disimpan di cloud harus menjadi prioritas utama di tahun 2023 dan seterusnya. Yang pasti penjahat siber sudah semakin lebih canggih dan mengembangkan taktik mereka seiring perkembangan teknologi, inilah kenapa keamanan cloud menjadi sangat penting karena Anda akan  lebih sering menggunakan teknologi tersebut.

Hal Keempat adalah Ransomware.
Serangan ransomware terus meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Masih dengan mengacu data dari Verizon menemukan peningkatan 13% dalam serangan ransomware dari tahun ke tahun. Sektor yang menjadi sasaran serangan ini adalah kesehatan, makanan serta pertanian. Ini didukung dengan adanya layanan Ransomware-as-a-Service (RaaS). Jadi kalau mau menyerang ya tinggal subcribe ke penyedia ransomware,  fenomena ini akan membuat bahkan orang yang tidak mengerti IT pun bisa dengan mudah melakukan serangan siber ransomware.

Hal kelima adalah kurangnya sumber daya.
Akibat dari adanya resesi, kemungkinan adanya PHK besar besaran untuk alasan penghematan sangat mungkin terjadi. Dengan demikian organisasi hanya akan mempekerjakan sedikit karyawan dan berusaha memotong biaya operasional (termasuk anggaran keamanan siber). Singkatnya ada kekurangan resource, disini muncul masalah ketika serangan siber meningkat, bisa jadi mereka tidak bisa sanggup menahannya baik dari sisi SDM ataupun perangkatnya.

Ini termasuk juga bermakna Usaha kecil dan menengah (UKM) dengan kapasitas pertahanan yang kecil akan  menjadi sasaran empuk bagi penjahat dunia maya, sementara yang kita tahu juga ada program digitalisasi industri termasuk sektor kesehatan dan infrastruktur. Kalau hal tersebut tidak didukung oleh pengetahuan keamanan siber yang cukup akan mengandung resiko kerentanan. Sekali lagi literasi keamanan menjadi salah satu kunci disini.

Hal ke enam kemajuan Artificial Intelligence
Adanya kemajuan dalam Artificial Intelligence (AI) akan mempermudah penipuan. Penjahat siber misalnya dapat menggunakan teknologi ini dalam bahasa dan video untuk meniru orang (scammer) secara realtime dengan memakai deepfake untuk mengelabui orang agar memberikan informasi keuangan dan pribadi mereka.

Itulah yang kira kira akan menjadi potensial kerentanan ditahun 2023. Jika mengacu pada Laporan Risiko Global Forum Ekonomi Dunia 2022, 95% insiden keamanan dunia maya disebabkan oleh kesalahan manusia. Fakta ini sendiri menekankan perlunya prosedur perangkat lunak yang mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dalam hal verifikasi.

Penutup

Serangan dunia maya adalah ancaman nyata dalam lanskap risiko dunia maya yang terus berkembang saat ini. Selain itu, pandemi COVID-19 memaksa hampir semua organisasi untuk mempercepat prioritas transformasi digital mereka. Hal tersebut mestinya juga mengubah cara organisasi belajar dari dan menangani risiko siber.

Menurut saya perlu adanya perubahan pada cara kita menyimpan, memproses data dan melindungi nya baik pada ruang lingkup pribadi dan ruang organisasi. Perlu juga menyusun protokol keamanan sesuai dengan kebutuhan (what we must have) menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Jika ada kelebihan mungkin perlu upgrade perangkat dan sistem keamanan (what we nice to have).  

Selanjunya pastikan Anda mematuhi protokol keamanan yang sudah disusun. Gunakan konsep zero trust alias tanpa kepercayaan, semua faktor yang memiliki resiko keamanan perlu di waspadai ancaman yang mungkin saja muncul tiba tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline