Sejak keputusan pengadilan agama menyatakan gugatan cerai diterima, Habibah mengaku tetap sedih. Pasalnya, bukan lantaran resmi telah menjadi janda dan kemudian merasa leluasa bergerak tak dihalangi sang suami, tetapi ia telah melakukan satu perbuatan yang dibenci di mata Allah.
"Cerai itu adalah jalan terakhir dan perbuatan halal, tetapi dibenci Allah," ungkap Habibah di hadapan para ibu majelis taklim.
Habibah tampil di forum pengajian majelis taklim tanpa tedeng aling-aling menyampaikan ungkapan hatinya sekaligus disertai harapan agar peristiwa yang dialami tidak dialami rekan-rekan se-pengajian.
Ia pun berterus terang bahwa sesungguhnya rumah tangganya berjalan baik-baik. Harmonis. Hanya ada satu prinsipin yang dirusak, kemudian berpotensi merusak rumah tangganya lebih jauh.
Katanya, jika seorang suami sudah punya sesembahan lain selain Allah. Ya, tentu harus diingatkan. Sekali, dua kali, hingga pada tahap ketiga kali. Maka, pada titik terakhir itulah harus diambil sikap, dengan kalimat akhir, berpisah. Cerai.
Mendengar penuturan Habibah penuh haru itu, seorang peserta pengajian di majelis taklim ada yang menitikan air mata. Tapi ada di antaranya dengan spontan bertanya kepada Habibah.
"Apa pasal yang dimaksud suami punya sesembahan lain?"
"Tulang ustazah jelaskan. Biar duduk soal jadi jelas. Tak timbulkan desas-desus di kemdian hari," katanya melanjutkan pertanyaan.
Sesembahan lain yang dimaksud itu, jawab Habibah sambil menggenggam microphone dengan gemetar, adalah mencekik leher botol minuman keras.
"Saya beruntung tidak dicekiknya, tapi leher botol yang dicekik," terang Habibah yang disambut tawa para ibu serempak.