Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Jakob Oetama, Panutan bagi Awak Media dalam Mencintai Profesi

Diperbarui: 9 September 2020   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jacob Oetama meninggal dunia. Foto | CNN Indonesia

Sungguh, sulit dilupakan bahwa sosok Jakob Oetama adalah panutan bagi penulis dan juga awak media lainnya dalam mencintai profesi jurnalis. Bagi orang yang memilih profesi ini tentu sangat paham dengan julukan yang disandangnya dengan predikat sebagai "kuli tinta", "ratu dunia",  hingga pembawa perubahan.

Sungguh, dulu, ketika penulis menjatuhkan pilihan kuliah pada Sekolah Tinggi Publisistik (STP) Jakarta disebabkan terinspirasi dengan sosok Jakob Oetama. Nama besarnya demikian dekat di hati para mahasiswa yang mengambil kampus di Gedung Kanisius, Menteng Jakarta.

Sungguh, dulu, para mahasiswa berlomba membuat tulisan opini untuk suratkabar Kompas untuk menguji kualitas tulisannya. Jika lolos, kebanggaan akan tercatat dalam tinta emas lantaran karyanya jadi bahan pembicaraan rekan-rekan di kampus.

Kini, orang yang kubanggakan itu telah wafat. Jakob Oetama wafat pada usia 88 tahun, Rabu (09/09/2020) di Rumah Sakit Mitra Keluarga. Jenazahnya akan disemayamkan di TMP Kalibata.

*

Bagi orang yang terlanjur mencintai profesi jurnalis, sangat jarang untuk terus menerus belajar meningkatkan diri. Jakob Oetama semasa hidup tak hanya mampu memberi pencerahan kepada publik, tetapi juga -- melalui tulisannya - bisa bermain cantik tanpa kehilangan makna pesan yang harus disampaikan.

Ia tak terbawa arus seperti ketika berada di kandang kambing ikut mengembek. Dalam suatu keadaan terjepit, institusi pers tengah tertekan dan mendapat sorotan dari penguasa Orde Baru, misalnya, ia mampu melejit keluar dari situasi sulit. Pesan-pesan moral tetap dapat disampaikan kepada publik tanpa kehilangan daya kritisnya.

Boleh saja pihak-pihak tertentu menyebut nasihatnya bagai menulis di atas air. Ternyata, kebenaranlah yang muncul. Dan, ia pun mampu memberi warna bagaimana seharusnya awak media menyikapi kondisi sekitar yang terjadi tanpa harus berhadapan langsung dengan bedil penguasa otoriter.

Itulah Jakob Oetama.

Membangun profesionalisme adalah suatu keharusan. Karena itu, pendiri dan pimpinan kelompok Kompas Gramdia DR. HC Jakob Oetama sangat bersemangat memajukan profesi itu.

Hal itu tergambar dalam pemaparannya tentang Jati Diri Pers Nasional pada buku Pers Indonesia, Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus. Ia sangat menekankan mengenai tantangan pers yang harus seluas mungkin mengembangkan jaringan lobinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline