Wakil Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, nampaknya ingin mengubah penilaian publik terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.
Imam FPI itu, disebut sebagai orang berjiwa besar dan toleran. Stigma yang melekat bahwa sang imam tersebut eksklusif, intoleran, dan tidak cinta agama, menurut HNW, semua itu tidak benar.
Untuk memperkuat argumentasinya itu, HNW mengangkat cerita tentang pengalamannya mempertemukan budayawan Jaya Suprana dengan Habib Rizieq Syihab (HRS). Setelah bertemu, hasilnya apa? Pandangan Jaya terhadap Rizieq berubah.
Jadi, sangat berbeda dengan persepsi yang beredar di tengah masyarakat.
Pernyataan itu mencuat seusai diskusi yang digelar Habib Rizieq Shihab Center (HRS Center) secara daring dengan tema Pemulangan IB HRS dari Pengasingan Politik, Minggu (23/8).
Usai diskusi itu, HNW menambahkan, kini terlalu banyak salah paham dan fitnah yang kemudian begitu menyelemuti pola hubungan dan komunikasi tentang HRS.
Karenanya, seperti dikutip Fajar.co.id, dari situ berdampak pada situasi HRS saat ini. Hal itu pula yang menjadi penyebab beliau belum bisa pulang ke Indonesia dari Arab Saudi selama lebih dari tiga tahun.
**
Dari diskusi itu, mencuat ke media pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin.
Din menyerukan pemulangan HRS ke Tanah Air. Pemulangan adalah tanggung jawab negara. Hal itu sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara harus melindungi segenap rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Bagi yang menghalangi pemulangan HRS merupakan sebuah tindakan inkonstitusional dan bertentangan dengan amanat konstitusi.