Beberapa kali paha penulis dicubit sendiri. Terasa sih sakitnya. Tapi masih belum yakin juga. Pipi dan telinga kiri dan kanan dicubit. Eh, ternyata sakit juga. Itu artinya jasmani dan rohani sehat. Lahir dan batin, seratus persen sehat wal afiat.
Tapi, kita kok tayangan "gila" ditonton. Sampai dua kali masih saja asyik menyaksikan tayangan acara talkshow yang dipandu Karni Ilyas. Meski itu acara ulangan, tetap saja kuat keinginan menyaksikan untuk memenuhi rasa ingin tahu. Apa lagi yang diangkat bertema #ILCRajaRajaBaru.
"Enak ya nontonnya?" kata isteri penulis menimpali celoteh penulis.
Kita tahu bahwa Indonesia Lawyers Club (disingkat ILC; sebelumnya bernama Jakarta Lawyers Club) adalah acara talkshow yang disiarkan di tvOne. Acara yang menimpilkan dialog mengenai masalah hukum dan kriminalitas itu sekali ini menampilan nara sumber Rangga Sasana dari Sunda Empire, hadir Babe Ridwan Saidi, Sutedjo Jiwo, sejarawan Anhar Gonggong, Permadi, politisi Roy Suryo, Said Salim dan beberapa tokoh lainnya.
Keren, deh. Penulis terasa dibawa ke alam "gila" menyaksikan tayangan ini. Yang "gila" apakah acaranya? Atau para pembicara yang terlibat jadi ikut bicara "gila"? Atau ILC tengah mencari sensasi ikut menjadi "gila" menampilkan orang irasional sehingga pada acara talkshow itu ikut menjadi "gila"?
Termasuk, penulis yang menyaksikan acara itu terasa diajak menjadi "gila" pula. Sepertinya awal tahun 2020 negeri ini disesaki para orang gila baru, menjadi Raja-Raja Baru.
Ketika tengah menyaksikan tayangan tersebut, melalui telepon genggam, penulis mendapati dari media sosial muncul berita yang menyebutkan: "Dipolisikan Roy Suryo.petinggi Sunda Empire ngaku dijemput UFO hingga diamankan di Gedung PBB."
Haduh. Gimana, ya?
Sulit rasanya untuk berkomentar. Tapi, menyaksikan tayangan talkshow itu, patutlah diberi apresiasi kepada para pesertanya yang mampu menahan tawa seusai utusan Kerajaan Sunda Empire bicara.
Sampai di sini, penulis berfikir dan curiga, para pembicara di ruang itu tak tertawa mungkin oleh pembawa acara Karni Ilyas sudah dibuatkan "dilarang tertawa" karena dapat mengundang lawan bicara terpancing jadi marah.