Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Memusuhi Jurnalis Tak Bakal Untung

Diperbarui: 10 Desember 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jengkelnya Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tehadap wartawan sudah di ubun-ubun. Lewat pidatonya di hadapan penyandang disabilitas, Prabowo malah blak-blakan mengecam pers yang diklaim sudah tak berimbang. Foto | Liputan-6

Tercium aroma pengurus PSSI ikut bermain atau mengatur di belakang layar agar final perserikatan tampil Tim Persib Bandung melawan PSMS Medan. Wartawan kasak-kusuk mencari tahu untuk mendapat kejelasan. Maklum, pertandingan tersebut selain dinantikan publik juga bakal menyedot penonton dalam jumlah banyak. Ujungnya, diduga, PSSI dapat meraup pendapatan besar dari hasil penjualan karcis.

Dugaan tersebut tak terbukti. Namun kecurigaan pers saat itu sempat membuat tegang hubungan insan pers dan pengurus PSSI. Lepas dari prasangka itu, di sini yang jelas, jurnalis (pers) telah memainkan perannya sebagai alat kontrol sehingga pengurus PSSI dapat dijauhkan dari dugaan yang bukan-bukan.

Final perserikatan, yang lupa tahun berapa terjadinya, ternyata terjadi sesuai prediksi publik. Itu sangat diharapkan, karena bagi pecinta sepakbola saat itu pertandingan tersebut dianggap sengat bergengsi dan jadi barometer kualitas sepakbola saat itu. Ditambahi lagi dengan semangat fanatisme daerah yang demikian kental.

Stadion Utama Senanyan, kini kembali namanya menjadi Stadion Gelora Bung Karno (GBK), penuh sesak. Kapasitas stadion ini diperkirakan hanya 100 ribu penonton. Tapi, awak media memperkirakan jumlah penonton mencapai 110 ribu orang. Membludak. Bisa jadi, banyak di antara penonton masuk ke stadion dengan tiket palsu.

Usai pertandingan, ruas Jalan Sudirman hingga Thamrin jalan penuh sesak dengan pejalan kaki. Mobil pribadi tak bisa keluar stadion. Penulis sendiri untuk mencapai kantor di Merdeka Selatan harus berjalan kaki. Wuih capeknya.

Yang menarik, ketika menulis berita dengan menyebut jumlah penonton di atas 110 ribu lebih dipertanyakan oleh redaktur. Lantaran merasa lelah, penulis menjawab sekenanya. Jika tak percaya dengan reporter, ya hitung sendiri.

Beruntung sang redaktur tidak marah. Ia mempercayai perkiraan reporter yang memang sudah terbiasa meliput pertandingan sepakbola.

"Lo hitung sendiri, deh?"

**

Belakangan ini ramai dibicarakan media massa ada yang menyebut jumlah peserta reuni 212 mencapai delapan juta orang, lebih banyak dibandingkan aksi dua tahun sebelumnya. Tapi, ada yang menyebut 100 ribu orang. Sekitar 23.000 aparat diterjunkan mengamankan acara tersebut.

Soal angka yang diberitakan media massa itu kemudian dipermasalahkan. Bahkan memunculkan rasa tidak senang cawapres 02 Prabowo Subianto. Sebutnya, media massa di Indonesia telah memanipulasi demokrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline