Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Cerpen | Redaktur Banting Tulang

Diperbarui: 18 November 2018   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, suasana kerja di kantor media massa. Foto | Dokpri

Jangan berharap tulisan kita akan menjadi berita utama (headline) jika Sihol tengah ditunjuk sebagai redaktur. Jangan pula mengemis beritanya cepat tayang lantas diberi tanda khusus, sehingga si pewarta tidak mendapat tambahan honor dari berita yang ditulisnya.

Tanda khusus dan headline bagi seorang pewarta menjadi hal penting. Sebab, itu merupakan poin yang jika dikumpulkan memiliki nilai tambah selain gaji tetap setiap bulan. Sedikit demi sedikit poin yang dikumpulkan akan menggunung, berujung pada pendapatan yang menggembirakan bagi si pewarta.

Karenanya, pewarta harus baik-baik dengan si redaktur. Sedihnya, ketika bertugas menemui si redaktur kikir, medit bin bahil. Apa lagi si redakturnya punya sikap dendam karena ketika dinas malam tidak dibawakan kue pancong atau roti gambang kesukaannya, seperti redaktur senior Sihol itu.

"Hmmm, susah juga sih merayunya. Diberi makanan cepat saji dia tidak suka, maunya hanya kue pancong yang makin sulit dijumpai di sekeliling kantor," Jabrik melontarkan keluhan kepada teman semeja, yang sama-sama banyak meliput acara olahraga.

"Dia itu, eR-Be-Te paling kejam," Kohar menimpali celoteh Jabrik, sapaan akrab Jaja Birik.

"Apaan tuh, eR-Be-Te. Lu jangan bikin singkatan aneh-aneh."

"Nggak aneh. Memasyarakatkan eR-Be-Te juga sama dengan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Itu singkatan dari Redaktur Banting Tulang. Inget, tuh!" Kohar menjelaskan yang disambut tawa riang si Jabrik.

Di tengah mempersiapkan artikel, Jabrik jadi ingat dengan sebutan eR-Be-Te kala meliput pertandingan sepakbola di Medan. Di sana ada motor becak yang di kalangan warga setempat disebut juga eR-Be-Te singkatan dari Rakyat Banting Tulang.

Tapi, biarlah singkatan itu juga disematkan kepada para redaktur di sini. Hanya harapan Jabrik, redaktur itu sayogianya jangan pelit memberi poin dari berita yang dibuat. Sebab, dari sisi aktualitas sudah terpenuhi, dari sisi kemungkinan salah ketik sudah dihindari, dari sisi kecepatan sudah diupayakan. Beritanya juga tidak kalah penting dengan berita lainnya. Apa lagi di ranah publik tengah dibicarakan banyak orang.

Sayogiayanya Sihol, sebagai redaktur yang sudah makan asam garam, mengerti tentang ini. Lagi pula buku panduan redaktur sudah ia memiliki.

Buku panduan atau pedoman membuat berita yang bagus, sesuai dengan langgam atau gaya bahasa yang baik dan benar telah diterbitkan oleh dewan redaksi.  Semua manusia yang terlibat di redaksi dianggap sudah memahami, karena sosialisasinya cukup lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline