Sungguh tidak masuk akal permintaan calon besan. Setelah rombongan dilarang menggunakan kendaraan pribadi, kini minta antaran calon pengantin harus dikemas dalam kardus. Setelah itu rombongan bersama kardus-kardus diharapkan dibawa menggunakan kendaraan odong-odong.
Dan sudah dua hari Bang Zuhri menunjukan sikap kesal kepada anaknya, Jamil. Jamil pun tak bisa berbuat banyak lantaran sang calon mertuanya minta barang antaran 'aneh-aneh'. Selain sepasang roti buaya ukuran jumbo, roti itu bersama barang lainnya harus dikemas dalam kardus.
Barang bawaan yang sudah rapi, keren dan terlihat cantik harus dikemas lagi dalam kardus. "Ah, rempong kalo gue mikiran calon besan model gituan," ujar Zuhri kepada anaknya yang sejak lama berdiam diri memikirkan sikap calon mertuanya, Dasikin yang tinggal di kampus Sawah, pinggiran Jakarta.
Bang Dasikin memang tergolong kaya di kampungnya. Selain sebagai pejabat di kantor, ia juga tergolong orang dermawan. Masjid, musholla, rumah ibadah dan yayasan anak yatim dibantunya. Ia tak segan mengeluarkan uang bagi kaum dhuafa. Tapi jangan dikira jika keinginannya dihalangi, maka bisa berbuntut kemarahan yang mencuat.
Karena itu calon mantu, Jamil, sangat berhati-hati. Takut kena marah Bang Dasikin. Juga dikhawatirkan bisa berakhir putus hubungan dengan Fatimah, anak semata wayang Bang Dasikin.
Pertemuan keluarga Zuhri dan Dasikin sudah sepakat bahwa Jamil adalah calon mantunya. Cuma ada catatan, ketika membawa antaran selain dibawa bersama rombongan dengan kendaraan odong-odong juga dilengkapi sepasang roti buaya dikemas bersama barang lainnya di dalam kardus.
Pokoknya, tiap barang bawaan dikemas dalam kardus. Biar barang dalam kardus-kardus tidak menyolok di mata masyarakat. "Kalau ada yang bertanya, apa sih isi kardus itu. Itu hanya cukup diketahui pengantar. Nggak susah, kan?" Dasikin menyampaikan pesan itu kepada Bang Zuhri seusai pertemuan.
Bang Zuhri dan anggota keluarga hanya bisa tersenyum. Rombongan pelamar merasa heran. Celingukan satu sama lain ketika beranjak meninggalkan kediaman Bang Dasikin. Mereka disuksi, kok begini dan begitu. Tapi yang didiskusikan tak menemui jawaban.
"Ah, buat apa diperdebatankan. Bukankah lamaran sudah diterima," kata salah seorang anggota keluarga Zuhri.
Biasanya, kata para anggota rombongan, yang dibahas adalah penentuan hari H pernikahan. Penentuan acara resepsi dan gedung yang digunakan. Di sini, Bang Dasikin langsung menentukan jadwal pernikahan dan acara resepsi. Calon besan hanya tinggal manut alias menuruti.
**