Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Penyakit Jantung Masih Mendominasi Sebab Wafat Jemaah Haji

Diperbarui: 23 Agustus 2018   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota jemaah haji yang sakit disertakan dalam safaru wukuf. Foto | Antara

Penyakit jantung masih mendominasi jemaah haji wafat di Tanah Suci, Arab Saudi, yang hingga 20 Agustus 2018 tercatat 56 orang disusul penyakit gangguan pernafasan seperti penyakit paru TBC, bronkitis, peneumonia atau penyakit paru obstruktif kronik sebanyak 22 orang dan gangguan sirkulasi darah, seperti hipertensi, hiperkolesterol, stroke.

Pada musim Haji 2018 total jemaah haji wafat hingga 20 Agustus 2018, tercatat 104 orang (hari ke-35 pelaksanaan ibadah haji). Dan berdasarkan jenis kelamin yang wafat, pria 65 orang dan wanita 39 orang.

Berdasarkan usia, terbanyak berusia lanjut di atas 60 tahun ke atas sebanyak 67 orang, di susul usia 51 - 60 tahun sebanyak 35 orang.

Jemaah terbanyak yang wafat terbanyak dari embarkasi Solo (24 orang), Surabaya (16), Bekasi (15), Jakarta (10), Medan dan Ujung Pandang masing-masing 7 orang.

Lokasi wafat kebanyakan jemaah wafat di Mekkah (67 orang), Madinah (28), Arafah (6) dan wafat di bandara (3). Sedangkan tempat wafat kebanyakandi Rumah Sakit Arab Saudi (52), pemondokan (38), Masjid (8), perjalanan (3).

Calon jamaah haji yang berusia lanjut tahun ini tercatat sekitar 50 ribuan lebih, sedangkan untuk haji khusus berusia 80 tahun ada sekitar 20 ribu calon jamaah.

Tabel rekapitulasi jemaah haji wafat. Sumber Siskohat

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 109 Tahun 2018 tentang Kuota Haji Tahun 2018 tercatat bahwa kuota haji Indonesia berjumlah 221.000. Kuota tersebut terbagi untuk 204.000 kuota haji reguler dan 17.000 kuota haji khusus. Untuk kuota haji reguler terbagi menjadi dua, yaitu 202.488 untuk jemaah haji reguler dan 1.512 untuk Tim Petugas Haji Daerah (TPHD).

Pada 2018 ini petugas haji mendapat kuota tambahan 600 orang menjadi 4.100 orang. Sebelumnya pada 2017 petugas haji tercatat 3.500 orang.

Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan ibadah haji sebelumnya, potensi jemaah wafat di kalangan usia lanjut dan beresiko tinggi sangat besar. Penyebabnya antara lain faktor kelelahan disamping suhu udara di kawasan Arafah demikian tinggi.

Potensi suhu tertinggi, menurut penjelasan dokter Kementerian Agama, dr. H. Ramon Andreas, bisa mencapai 50 derajat. Karenanya, diharapkan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk terus menerus mengingatkan anggota jemaah haji agar mengindahkan imbauan dari petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

"Ikuti imbauan petugas, seperti melontar dilakukan sesuai petunjuk dari PPIH. Udara panas sangat kuat mempengaruhi fisik jemaah haji kita," kata Ramon.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline