Bagi orang awam, sering dipertanyakan mengapa orang yang tengah menunaikan ibadah haji harus wukuf? Sejauh mana pentingnya wukuf itu sehingga tidak sah haji seseorang apabila tidak melakukan wukuf?
Sering kita dengar, pergi haji adalah ke rumah Allah atau Baitullah, tawaf di Ka'bah. Tidak dikatakan pergi untuk wukuf.
Pada hari ini, jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Arafah. Sedangkan di Tanah Air melaksanakan shalat Idul Adha yang disusul pemotongan hewan kurban.
Bagi anggota jemaah haji, sebelum betolak ke Tanah Suci, pasti paham bahwa menunaikan ibadah haji itu adalah bagian dari rukun Islam. Rukun Islam itu adalah (1) mengucap Syahadah, (2) mendirikan shalat, (3) Puasa di bulan Ramadhan, (4) membayar zakat, (5) pergi haji jika mampu.
Kedudukan syahadat demikian penting dalam Islam. Sampai-sampai disebut bahwa syahadat (persaksian) ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati.
Implementasinya adalah mengamalkannya melalui perbuatan. Jika seseorang mengaku sebagai Muslim dengan mengucapkannya secara lisan tetapi tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya, maka hal itu tidak membuahkan manfaat dengan syahadatnya.
Penulis tak membahas soal itu terlalu jauh. Hal ini adalah ranah para ustaz dan ulama. Sebab, kalau pun dijelaskan tidak cukup dalam satu semester di bangku kuliah. Nah, penulis membatasi diri terkait dengan ibadah haji. Dan, tentu anggota jemaah haji dari Tanah Air mengerti lantaran sebelum bertolak ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah, telah dibekali manasik haji.
Tegasnya, calon jemaah haji diberi bimbingan dan diberi panduan di daerahnya masing-masing. Pada manasik haji diperagaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Juga diberi arahan bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa'i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya seuai kondisi di Tanah Suci.
Dalam ibadah haji, kedudukan wukuf demikian penting. Sampai-sampai anggota jemaah haji yang tengah sakit disertakan dalam safari wukuf, berdiam diri di Arafah.
Wukuf di Arafah adalah berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram.
Sejatinya kehadiran jemaah haji dari seluruh dunia di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar, saat manusia dibangkitkan kembali dari kematian oleh Allah. Karenannya, wukuf punya nilai sangat penting. Jutaan manusia mau bersusah payah datang dari jauh, penuh dengan pengorbanan harta, tenaga, pikiran, dan perasaan.