Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

"Food Photography" Ikut Perkaya Produk Jurnalistik

Diperbarui: 18 Juli 2018   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruby ketika bicara di hadapan para food photographer. Foto | Dokpri

Food Photographer itu sesungguhnya adalah juga seorang jurnalis. Mengapa?  Sebab,  dia bukan 'tukang' foto amatiran (lagi) yang biasa kita saksikan seperti tukang potret keliling di tempat tertentu, kawasan wisata atau di tempat keramaian yang tiba-tiba muncul mengagetkan publik.

"Cepret, ...cepret...," gitu suara kamera sang pemotret yang tak berapa lama   kemudian hasilnya dicetak dan disodorkan kepada tamu sambil minta bayaran.

"Haa, mahal amat sih," jawab sang tamu sambil mengeluh dan terpaksa membayar karena merasa iba kepada sang pemotret tadi.

Logika menyamakan food photographer sebagai jurnalis adalah dari hasil produknya. Kita pun maklum bahwa jurnalis punya tugas secara teratur menuliskan berita berupa laporan yang kemudian dimuat di media (tempatnya bekerja) secara teratur pula.

Dalam aktivitasnya sang jurnalis atau wartawan melakukan pengolahan, penulisan - termasuk berupa foto - dan disebarluaskan kepada publik melalui media massa. Nah, sang food photographer juga demikian meski tidak semua hasil karyanya dimuat di media massa. Namun, realitasnya, karya-karya sang pemotret makanan lezat itu telah banyak menghias media sosial (tercetak), termasuk media online.

Ruby ketika menyinkirkan kertas kue agar tampak alami. Foto | Dokpri

Media massa,  dalam pengertian luas (tak lagi terbatas media cetak) kini tampil sangat beragam. Namun semua kalangan awak media massa sependapat bahwa media tanpa gambar (foto) bagai sayur tanpa garam. Artinya, media bersangkutan akan terasa hambar kala dinikmati publik. Foto tak sekedar pelengkap lagi tetapi sudah menjadi keharusan untuk mendukung fakta yang diberitakan.

Jadi, foto adalah bagian terpenting dan wajib hadir pada media massa. Maka, selanjutnya manajemen media massa merasa perlu menghadirkan foto jurnalistik. Dalam realitasnya, kesatuan berita berupa teks dan gambar dapat mengekspresikan pandangan jurnalis terhadap suatu topik.

Karya-karya foto jurnalistik tidak lagi terbatas pada media cetak seperti koran dan majalah, juga media massa yang memanfaatkan jaringan internet. Nah, disinilah food photographer ikut berperan.

**

Dalam jagat jurnalistik, ada beberapa jenis foto jurnalistik seperti spot photo yang dibuat dari peristiwa tidak terjadwal dan diambil oleh photographer langsung di lokasi kejadian. Misal, kecelakaan lalu lintas, kebakaran atau perkelahian antarpelajar di jalan raya.

Masih banyak lagi jenis foto jurnalistik mulai yang disebut general news, sport photo, science and technology photo dan social and environment. Penulis tak merasa perlu menjelaskan secara detail mengenai hal ini, tetapi untuk food photographer masuk dalam kelompok art and culture photo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline