Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Indonesia Bisa Contoh Macao Sebagai Pusat Gastronomi

Diperbarui: 17 Juli 2018   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chef Ragil Imam Wibowo unjuk kebolehan di NUSA Indonesian Gastronomy Restoran, Jalan Kemang Raya No. 81 Kemang, RT.2/RW.2, Bangka, Mampang Prapatan, Sabtu (14/7/2018) lalu. Foto | Dokpri

Wuih, keren! Lihat tampilannya menggiurkan. Dipandang lebih dekat, makin mengundang selera untuk menyantapnya. Apa lagi kala makanan itu tengah diolah dan dihidangkan di atas meja para tamu, aromanya berseliweran di hidung makin menambah yakin bahwa suguhan makanan itu dapat dipastikan lezat dan baik.

Boleh jadi, kalau menurut bahasa agama kita di negeri ini, makanan yang disuguhkan dengan apik itu tentu halal dan toyib pula.

Maksudnya, makanan itu sudah tidak melanggar aturan untuk dikonsumsi, karena dari sisi syariat Islam dapat disebut sebagai toyib. Yaitu, makanannya suci dan bersih, apa lagi dari tampilannya baik dan elok. Tentu saja akan terasa nikmat ketika dikonsumsi sehingga dari kehalalannya tidak perlu diragukan.

Menyaksikan suguhan makanan hasil olahan chef profesional Ragil Imam Wibowo seperti itu jadi teringat nyanyian semasa kecil yang hingga kini penulis tidak tahu siapa penciptanya. Syair begini:

Terbit liurku melihat kolak 
Kolak dijual di pinggir jalan 
Untung teringat nasihat emak 
Di situ aku dilarang makan

 Kolak sekarang dimasak emak 
Kami menunggu tidaklah lama 
Harganya murah rasanya enak 
Kita dapat makan bersama-sama 

Chef Ragil tengah menjelaskan tentang sejarah Macao mengapa ditetapkan sebagai pusat glastronomi. Foto | Dokpri

Itulah gambaran yang penulis tangkap ketika menyaksikan Chef Ragil Imam Wibowo unjuk kebolehan di NUSA Indonesian Gastronomy Restoran, Jalan Kemang Raya No. 81 Kemang, RT.2/RW.2, Bangka, Mampang Prapatan, Sabtu (14/7/2018) lalu.

Chef Ragil tampil keren. Seperti juga kala ia mendemonstrasikan kemahiran dalam hal masak-memasak di layar televisi, tak lupa menegur tamu undangan dengan salam persahabatannya. Para tamu undangan yang hadir - dengan pakaian serba putih -  itu kebanyakan berasal dari para bloger pencinta kuliner, fotografer profesional dan tidak ketinggalan para penulis setia kompasiana.

Sebelum ia "memainkan" peralatan masak memasak, Chef Ragil yang berbadan subur itu bercerita tentang gastronomi yang punya pertalian erat dengan sejarah kota Macao. Macao dinobatkan sebagai Kota Kreatif Bidang Gastronomi oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Pada 17 Januari 2018 lalu, Macao Special Administrative Region Government dan UNESCO sebagai badan yang bergerak dalam bidang meningkatkan kerja sama antarbangsa, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan telah meluncurkan campaign "2018 Macao Year of Gastronomy".

Tujuannya, sebagai upaya melestarikan warisan budaya kuliner khas Macao, mengingat kota tersebut merupakan perpaduan budaya barat dan timur sekaligus untuk memperkuat reputasinya sebagai pusat gastronomi dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline