Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

"Kuncen Antara" Itu Bernama Arnaz Firman

Diperbarui: 14 Desember 2017   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arnas Firman tengah bekerja. Foto | Taufik

Saya khawatir pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kantor Berita Antara pada 2017 ini seluruh wartawan dan karyawan Antara tidak kenal dengan "kuncennya" yang bernama Bapak Arnaz.

Ia sudah lebih dari 30 tahun mengabdikan diri dan berprofesi sebagai jurnalis pada kantor berita itu. Tapi, loh, kok kantor berita punya kuncen? Memangnya kuburan kramat sehingga punya kuncen untuk "merawatnya". Atau berangkali ada kuburan di Wisma Antara?

Ah, jangan gitulah. Sekarang Kantor Berita Antara usianya sudah tua sejak didirkan pada 13 Desember 1937. Antara dulu dikenal sebagai Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara didirikan oleh A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik dan Pandoe Kartawigoena, saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang.

Direktur pertama pada waktu itu adalah Mr. Soemanang dan Adam Malik sebagai Redaktur (wartawan muda, usia 17 tahun pada waktu itu) merangkap Wakil Direktur; Pandoe Kartawigoena sebagai Administratur serta dibantu wartawan A.M. Sipahutar. Adapun kantor KB Antara terletak di Buiten Tigerstraat 30 (sekarang J. Pinangsia 70 Jakarta Kota).

Jadi, kantor berita itu untuk ukuran manusia benar-benar tua, mendahului lahirnya Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Lantas, apa hubungannya dengan "kuncen". Begini. Antara tanpa "kuncen" boleh jadi nama "besarnya" tinggal nama saja. Sebab, dalam realitasnya sehari-hari, Arnaz bisa mengendalikan operasional bidang keredaksian. Berita apa saja yang patut dilepas, berita mana yang harus ditahan. Semua itu dipahaminya dengan baik.

Bersama rekan-rekannya, Arnas menunjukan keseriusannya bekerja. Foto | Dokpri

Ia memang paham sekali meski hal itu tidak menjadi kewajiban yang harus dipikul padanya. Sebab tanggung jawab itu sesungguhnya ada pada pundak pejabat yang membidanginya. Arnaz adalah seorang jurnalis sederhana meski wilayah kerjanya kadang berada pada posisi penting.

Jika saja saya sebagai pemimpin kantor berita itu, pada HUT sekali ini, pertama kali yang diberi apresiasi adalah Bapak Arnaz yang memiliki nama lengkap Arnaz Ferial Firman (60 tahun). Ia adalah putera seorang purnawirawan jenderal yang pada era Orde Baru cukup dikenal. Ini bukan lantaran saya kenal dan dekat dengannya.

Siapa Arnaz sesungguhnya?

Arnaz Firman tengah

Arnaz pun pada era Orde Baru sangat dekat dengan kalangan petinggi di negeri ini. Ia juga menjadi "anak kesayangan" Moerdiono, mantan Menteri Muda/Sekretaris Kabinet, Menteri Negara/Sekretaris Negara saat itu. Boleh jadi Moerdiono akrab dengan Arnas ketika meliput di Istana karena melihat siapa sosok orang tuanya, Jendral Firman.

Tapi Arnaz tetaplah Arnaz. Ia adalah jurnalis sejati, tekun, rajin dan teliti dalam bekerja. Pagi hari ia sudah hadir di kantor meski suasana sepi bagai di kawasan pekuburan. Ia punya "nyali" besar dan menjumpai tim teknis, pekerja malam yang hendak pulang pada pagi hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline