Bagi insan cepat marah, tak mau mendengarkan nasihat orang lain, menolak membuka dada lebar-lebar untuk melakukan introspeksi agar dapat mengetahui berbagai kelemahan yang melekat padanya, maka ada baiknya diajak bertandang ke rumah sakit hewan.
Jika yang bersangkutan belum bersedia mendekat dan melihat pelayanan para dokter setempat dalam memperlakukan hewan-hewan peliharaan, orang berwatak pemarah tadi bisa diajak menyaksikan hewan-hewan yang dimakamkan di depan rumah sakit di kawasan Ragunan ini. Tepatnya di Jalan Harsono RM No. 28, RT. 9 / RW. 4, Pasar Minggu, Ragunan, RT.9/RW.4, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan.
Gagasan orang lekas marah (populer sekarang diistilahkan bersumbu pendek) untuk bertandang ke rumah sakit hewan datang secara tiba-tiba ketika penulis melintasi Jalan Harsono seusai bertamu di rumah suhu jurnalis senior Parni Hadi. Setelah menyaksikan pusara hewan kesayangan di situ, di benak penulis terbayang begitu luar biasanya kasih sayang para penyayang binatang.
Ketika sakit, para binatang kesayangan berupa: anjing, kucing dan berbagai macam binatang lainnya dirawat. Dengan penuh kasih sayang dokter pun memberi pelayanan, memeriksa dan memberi obat agar binatang bersangkutan kembali sehat, ceria dan dapat bergaul, menghibur para pemiliknya.
Sering kita dengar berita bahwa para penyayang binatang menangkap hewan telantar, seperti kucing dan anjing agar tidak terlindas kendaraan.
Langkah ini juga sebagai bagian upaya menekan angka kecelakaan di jalan raya. Sebab, masih ada warga mengalami kecelakaan di jalan raya lantaran menghindari kucing memotong jalan. Sebab, masih kuat di sebagian anggota masyarakat akan kepercayaan bahwa menabrak kucing di jalan raya membawa konsekuensi akan mendapatkan bahaya ke depannya.
Entah mitos atau memang menjadi keyakinan. Entahlah. Tetapi jika sudah terlanjur menabrak kucing, dianjurkan orang bersangkutan segera menguburkan dengan baik.
Jadi, melihat fenomena ini, kecelakaan bisa disebabkan menghindari kucing menyebrang. Bisa pula pengemudi tak hati-hati menabrak orang yang tengah menyebrang.
Lepas dari kasus itu, di Jakarta ini, para penyayang binatang secara sadar atau tidak, telah memberi kontribusi nyata bagaimana seharusnya perlakuan terhadap binatang yang diabaikan kesehatannya. Banyak kuda tua, tak lagi mampu bergerak membawa delman, ditelantarkan pemuliknya. Lalu dirawat dengan baik.
Begitu juga monyet kecil, yang dikomersialkan sebagai topeng monyet untuk menghibur warga di sejumlah jalan raya, kini banyak ditangkapi. Pemprov DKI Jakarta telah menertibkan topeng monyet. Monyet ditangkapi, diobati kemudian dilepasliarkan kembali.
Keberadaan rumah sakit hewan demikian penting. Bukan hanya mengobati hewan yang berkeliaran di sejumlah jalan, tapi juga diharapkan dapat memantau kesehatan berbagai jenis hewan di Kebun Raya Ragunan. Pemprov DKI demikian besar menaruh harapan dengan rumah sakit tersebut sampai-sampai ketika Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, mengeritik pelayanan dan kebersihan rumah sakit ini.
Ahok ketika itu mengatakan tak habis pikir IGD RS Hewan Ragunan tidak buka 24 jam. Ia khawatir jika ada banyak binatang peliharaan mengalami kecelakaan di waktu yang tak terduga, tidak bisa diatasi di RS Hewan Ragunan. Rumah sakit itu harus buka 24 jam.
Ahok berharap Pemprov DKI meningkatkan pelayanan. Rumah sakit ini harus diurus dengan baik.