Sungguh KH Hasyim Muzadi adalah seorang guru bangsa, tokoh yang memiliki pendirian kuat dan independen. Kini, beliau telah berpulang ke rahmatullah pada Kamis pagi kemarin, pada pukul 06.15 WIB di kediamannya di Malang.
Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita atas meninggalnya KH Hasyim Muzadi. Jokowi mengenang Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sebagai ulama yang menyejukkan Indonesia. Pernyataan Jokowi itu memang sesuai dengan realitas kehidupan Hasyim.
Almarhum semasa hidup merupakan sosok yang apa adanya dalam menyikapi segala sesuatu. Itu terlihat ketika penulis bersama KH Hasyim berada dalam satu ruangan mengikuti haul atau peringatan wafatnya Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien) di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Rabu malam, 23 September 2015.
****
Mendiang mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu dimakamkan setelah proses penyalatan dalam beberapa gelombang selesai. Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi inspektur upacara pemakaman yang berlangsuung secara militer.
Jenazah Hasyim Muzadi yang dibawa dari Malang setibanya di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur disambut para pejabat pemerintahan. Tampak Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
Juga terlihat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy berdiri dalam satu barisan dengan Megawati, Luhut, Ahok dan Djarot.
Istri almarhum, Muthomimah juga tampak hadir menyambut di Lanud Halim Perdanakusuma. Jenazah KH Hasyim Muzadi disambut dengan upacara militer yang dipimpin oleh Mensesneg Pratikno. Setelah itu, jenazah akan dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat.
Sungguh banyak pelajaran dan keteladanan yang dapat dipetik dari kehidupan sehari-hari di KH Hasyim Muzadi. Pria yang lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944 ini tercatat sebagai mantan ketua umum Nahdlatul Ulama dan menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam gontor (1956 - 1962).
****
KH Hasyim Muzadi mampu menjaga silaturahim dengan siapa pun. Tegas dan selalu mengetengahkan pandangannya tentang pentingnya menjaga kebhinekaan di Tanah Air. Juga argumentasi dan pernyataannya di hadapan banyak orang selalu menekankan pentingnya menjunjung ahlak yang baik di tengah pergaulan.