BBM Memang Harus Naik, Tapi Balsem Tidak Cukup

Demo-demo selama ini esensinya adalah ketakutan pemiskinan akibat kenaikan BBM. ini karena kenaikan BBM akan menaikan harga-harga, sementara penghasilan masyarakat tetap, dan  oleh pemerintah dikompensasi dengan BALSEM untuk mayarakat miskin.

Maka idealnya sebelum BBM naik harusnya dipastikan pendapatan masyarakat mampu mengkompensasi. sehingga tidak perlu BALSEM. Tapi jika yang terjadi seperti sekarang ini, penghasilan masyarakat belum mampu mengkompensasi, maka BALSEM memang diperlukan. tetapi tidak cukup sampai di BALSEM saja.

Dapat kita bayangkan, dengan naiknya BBM kebutuhan pokok pasti akan naik, dan penghasilan masyarakat tetap. Maka yang harus diupayakan adalah menaikan penghasilan masyarakat. Bagaimana caranya? lha wong harga-harga naik kok malah diminta menaikan pendapatan? bagi pengusaha pasti kebanyakan keberatan karena biaya produksi saja naik, malah di suruh pula menaikan gaji pegawai, jelas keberatan. Bagi petani juga sama, biaya produksi juga pasti naik sementara pasca panen tidak ada kejelasan harga yang menguntungkan. bagi nelayan apalagi, harga BBM-nya saja naik pasti juga biaya melaut juga naik. Trus gimana dong??

Disinilah peran penguasa/pemerintah. karena mereka yang diberi wewenang dan hak untuk mengatur negara. BALSEM memang diperlukan tetapi itu tidak cukup. yang harus dipercepat adalah menaikan penghasilan masyarakat. ini dapat dilakukan salah satunya dengan program padat karya untuk membangun infrastruktur. Membatasi import pangan seraya menjamin pembelian hasil panen dengan harga keekonomian petani dan nelayan. dan program-progran yang mendorong penciptaan lapangan pekerjaan.

Jika ini dilakukan maka kenaikan kenaikan yang akan datang akan dapat dikompensasi oleh masyrakat itu sendiri. Sehingga tidak perlu BALSEM-BALSEM-an dan lain sebagainya. Sebagai masayarakat mari kita berupaya menaikan pendapatan kita dan semoga pemerintah dapat menjaga amanah yang kita titipkan.