Lihat ke Halaman Asli

Dr Edy Purwo Saputro SE MSi

Dosen Program Pascasarjana dan Prodi Manajemen FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta

Menanti Debat Cawapres

Diperbarui: 22 Desember 2023   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hari ini Jumat 22 Desember yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu akan ada acara menarik berkaitan dengan hajatan pesta demokrasi yaitu debat pertama cawapres. Oleh karena itu, publik sangat antusias menyambut debat pertama cawapres. Tidak lain tentu yang sangat ditunggu adalah penampilan cawapres no 2. Argumen yang mendasari tidak bisa terlepas dari keinginan publik untuk melihat penampilan dan terutama perilaku di podium -- panggung dari sang cawapres no 2 yang tidak lain adalah Putra Mahkota dari Presiden Jokowi. Hal ini tidak bisa terlepas dari sejumlah blunder yang dilakukan sanga cawapres no 2 selama ini sehingga publik benar-benar berharap bisa menyaksikan secara langsung penampilan dan perilaku cawapres no 2 melakukan debat terbuka.

Paling tidak publik hari ini akan bisa menilai kapasitas dan kemampuan berargumen dari cawapres no 2 yang selama ini justru dikenal lebih sering menghindar dari acara debat -- diskusi. Bahkan, saat diundang oleh PP Muhammadiyah dan tv swasta juga tidak datang dengan berdalih acara tersebut tidak resmi dan penegasan yang disampaikannya justru menyebut hanya akan datang dalam debat resmi yang diselenggarakan KPU. 

Pastinya di hari ini KPU secara resmi menyelenggarakan debat pertama cawapres dan tentunya hari ini publik akan melihat dan akhirnya menilai serta mungkin juga akan memutuskan pada hari H pesta demokrasi akan memilih siapa yang layak menjadi pemimpin di republik ini selama 5 tahun ke depan. Meski sedari awal cawapres no 2 mendapatkan karpet merah melalui keputusan kontroversi MK yang kemudian putusan MKMK menegaskan terjadi pelanggaran etik berat tetapi tetap saja maju sebagai cawapres dan pada debat pertama di KPU akhirnya capres no 2 mendapat serangan dari capres lainnya yang akhirnya justru memicu emosi dan terlontar kalimat 'ndasmu etik' yang kemudian viral dan ini menjadi blunder kesekian dari paslon no 2.

Tema debat cawapres hari ini yaitu Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN - APBD, Infrastruktur dan Perkotaan. Isu global dibalik tema ini tentu sangat menarik dan pastinya ketiga paslon cawapres akan memanfaatkan momentum debat pertama ini untuk bisa menunjukan jati diri, visi -- misi dan kemampuannya untuk mendukung dan memperkuat kandidat capres dalam bersaing mendulang dan memenangkan suara di pesta demokrasi. Setidaknya dari cawapres no 2 pasti akan berusaha maksimal mengubur persepsian negatif dari publik di panggung nanti karena selama ini persepsian yang muncul adalah negatif. Jadi tantangan berat bagi cawapres no 2. Fakta yang mendasari karena cawapres no 2 sering melakukan blunder dari sejumlah perkataan dan perbuatannya, misal asam sulfat (samsul), debat - diskusi diakhiri jam 21.00 karena harus tidur, tidak mau mendatangi undangan debat, perilakunya sebagai pemandu sorak di debat pertama capres 12 Selasa 12 Desember 2023, juga aksi pembagian susu di CFD beberapa waktu lalu.

Debat pertama cawapres hari ini memicu antusiasme publik dan yang ditunggu adalah penampilan cawapres no 2. Oleh karena itu debat pertama ini menjadi tantangan terberat bagi cawapres no 2 karena harus tampil maksimal, memukau dan berhasil karena akan bisa menepis persepsian publik selama ini yaitu 'plonga-plongo'. Jika debat pertama hari ini tidak bisa tampil memukau maka persepsian itu akan semakin melekat dan pastinya ini menjadi ancaman branding gemoy yang diusung tim pemenangannya. Imbasnya pasti elektabilitas paslon no 2 akan semakin terpuruk dan dampaknya bisa saja Prabowo kalah lagi untuk kesekian kalinya (mungkinkah akan maju lagi pada pilpres 2029 nanti?). Rasa penasaran - kekhawatiran ini muncul karena kemarin terjadi lagi blunder akibat 'ndasmu etik' yang katanya hanya bercanda. Jadi branding gemoy harus didukung pemasaran dan komunikasi politik yang baik dan benar demi mendulang suara kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline