Lihat ke Halaman Asli

Agent of Change Oplosan

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Disini saya akan sedikit cerita tentang dua orang Agent Of Change yang bisa dibilang oplosan. Kenapa saya berkata demikian ?. itu karena, mereka berdua sebagaimahasiswa atau Agent Of Change masih memiliki pola pikir yang pendek dan buntu.

Bermula dari sepulang kuliah saya mampir kesebuah tempat warung makan untuk membeli sayur untuk makan siang. Wajarlah mahasiswa kostan. Saat sedang mengantri dan menunggu disiapkannya pesanan, tiba-tiba datang dua orang mahasiswa entah dari universitas apa. Sebut saja universitas XXX. Awalnya saya acuh dan tidak peduli dengan topik pembicaraan mereka. Lalu, sentak saya kaget dan mulai tertarik ketika mereka berbicara tentang PILEG.

Salah satu dari mereka, mengatakan bahwasanya sehari sebelum PILEG ada orang dari tim sukses salah satu partai mendatangi dirinya dan memberi sejumlah uang agar memilih salah satu CALEG dari partai X. Tanpa rasa ragu dia menerima uang itu, dan berkata pada teman disampingnya “lumayan 50.000 bro” entah pola pikir yang seperti apa yang ada dalam kepala mahasiswa itu. Dan anehnya lagi, temannya pun ikut terpengaruh dengan kata-kata temannya.

Ingin rasanya saya meluruskan pola pikir mereka pada saat itu, bahwa apabila setiap CALEG partai yang mengiming-imingi sejumlah uang untuk memilih CALEG tersebut akan membawa dampak yang buruk di waktu dia menduduki jabatan. Bagaimana tidak, setiap CALEG yang sudah mengeluarkan banyak uang, maka yang dipikirkan pertama kali oleh dirinya adalah bagaimana caranya agar uang yang dikeluarkan sebelum dia menjadi anggota Legislatif, bisa balik modal. Nah,, itulah yang akhirnya yang menyebabkan Korupsi, mengambil uang rakyat dan rakyat sendirilah yang akan kena dampaknya.

Mungkin mereka sebagai mahasiswa belum mengerti akan peranannya, bahwa ketika negara kita sedang ada di bulan-bulan pemilu salah satu tugas mahasiswa adalah mengawasi jalannya pemilu, agar tidak ada kecurangan yang terjadi. Mungkin salah satu bentuk nyatanya adalah ikut menjadi relawan di TPS-TPS terdekat. Dan apabila ada CALEG yang melakukan Money Politik, maka hendaklah dilaporkan. Jangan malah ikut-ikutan .

Sebenarnya, dalam menghadapi bulan-bulan PEMILU mahasiswa bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Pertama, yaitu mahasiswa yang partisipan yang ikut mensukseskan PEMILU dan ikut ambil bagian didalamnya, karena secara tidak langsung mahasiswa sebagai Agent of change secara moral bertanggungjawab, dan mahasiswa selaku kaum intelek harus ikut mengawasi dan tidak boleh cuek terhadap PEMILU.

Kedua, yaitu mahasiswa yang menyambut pemilu akan tetapi tidak ikut berpartisipasi. Mahasiswa seperti ini biasanya merasa tahu dan menyambut pemilu dengan baik akan tetapi mahasiswa jenis ini tidak mengambil peran serta dalam mensukseskan PEMILU.

Ketiga, yaitu mahasiswa yang apathis, cuek, dan ikut-ikutan. Mahasiswa ini yang saya sebut sebagai Agent Of Change Oplosan. Karena sikapnya yang acuh terhadap PEMILU dan tidak peduli. Menganggap momen PEMILU hanya momen yang biasa saja dan tidak memiliki banyak arti, serta sama seperti tahun-tahun PEMILU sebelumnya. Mahasiswa ini kurang memahami arti penting dari PEMILU, karena sesungguhnya masa-masa PEMILU adalah masa yang menentukan, kenapa ? karena pada masa-masa PEMILU seluruh rakyat Indonesia memilih wakil rakyat yang akan menuntun dan memimpin bangsa Indonesia kedepan. Disini nasib bangsa Indonesia selama 5 tahun kedepan dipertaruhkan baik atau tidaknya keadaan bangsa indonesia selama 5 tahun nanti ditentukan saat PEMILU.

Oleh karna itu, saat 9 April nanti untuk mahasiwa pada khususnya yang katanya Agent OF Change harus ikut berpartisipasi, ya setidaknya ikut mengawasi jalannya pemilu nanti. Dan untuk masyarakat serta pembaca kompasiana yang terhormat jangan sampai memilih calon wakil rakyat yang melakukan Money Politik. Jika bisa malah hendaknya melaporkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline