Lihat ke Halaman Asli

Seseorang Tidak Akan Nekat Membakar Diri di Depan Istana Merdeka Jika Hanya Untuk Bunuh Diri

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi bakar diri pria pendemo di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, pada hari Rabu 07 Desember 2011 ternyata menggerakkan hati sejumlah aktivis pemuda dan mahasiswa. Seseorang tidak akan nekat membakar diri di depan Istana jika hanya sekedar beralasan untuk bunuh diri. Sebanyak 25 orang dari jaringan kampus di Jakarta malam itu menggelar aksi solidaritas di depan Unit Gawat Darurat RSCM. Mahasiswa tersebut melakukan aksi untuk menunjukkan rasa simpati terhadap korban yang rela membakar diri atas ketidakpuasannya terhadap pemerintah.

[caption id="attachment_154589" align="aligncenter" width="562" caption="Pelaku aksi bakar diri di depan Istana Merdeka (sumber : tribunnews.com)"][/caption]

Dengan adanya aksi bakar diri itu menunjukkan kalau masyarakat sangat kecewa dengan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selama ini sudah sering mahasiswa atau masyarakat berdemo di depan istana Merdeka, namun mereka jarang ditanggapi secara baik.

Sementara itu pihak Istana Presiden menyayangkan aksi bakar diri tersebut, dengan kesadaran dan motif apa pun, pihak istana menyayangkan peristiwa itu dan berharap itu akan menjadi peristiwa terakhir. Secara mendalam pihaknya menyatakan rasa simpati dan sekaligus keprihatinan atas aksi itu.

Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, demokrasi harus memuliakan keadaban yang di antaranya datang dari moralitas agama dan kemanusiaan. Pihaknya mendorong semua warga negara menjauhkan kekerasan, termasuk terhadap diri sendiri.

Kebebasan berpendapat dan berbagai bentuk kemerdekaan berekspresi, hendaknya digunakan untuk membangun tradisi yang di antaranya juga menyertakan kewajiban dan tanggung jawab untuk memajukan kehidupan bersama.

Pusat perhatian Presiden Yudhoyono saat ini adalah memastikan bahwa semua usaha menyelamatkan nyawa yang bersangkutan bisa dilakukan secara maksimal. Menurutnya bahwa setiap kehidupan mahluk adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak seorang pun boleh kita biarkan menyia-nyiakan anugerah itu.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol membenarkan bahwa seorang pria melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Saat itu petugas kepolisian yang berada di lokasi segera menolong memadamkan api namun yang bersangkutan telah mengalami luka bakar yang cukup parah. Saat ini, pria tersebut telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat peristiwa itu terjadi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang berada di Bali untuk membuka Forum Demokrasi Bali (BDF) 2011.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mendengar aksi bakar diri tersebut beberapa saat setelah kejadian dan menurut Juru Bicara Presiden Julian A Pasha, Bapak Presiden meminta pihak kepolisian berkoordinasi dengan pihak rumah sakit agar segera memberikan pertolongan maksimal kepada pelaku/korban aksi bakar diri demi menyelamatkan korban, yang hingga kini masih belum diketahui identitasnya.

Tidak ada henti-hentinya negeri ini dirundung masalah dan puncaknya masyarakat rela membakar diri di depan Istana sebagai kekecewaaan kepada pemerintah. Dengan kejadian ini semua pihak tentunya akan menjadi sangat prihatin karena memang masyarakat merasa tidak puas terhadap pemerintah. Siapakah sebenarnya orang yang nekat tersebut?.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline