Lihat ke Halaman Asli

Pembersihan Sampah di Pantai Dan Laut Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13037224631509001059

Kegiatan aksi bersih-bersih pantai dan laut di Indonesia sudah mulai menjadi perhatian masyarakat dan Pemerintah, namun masih belum secara menyeluruh. Karena ternyata masih banyak sampah-sampah di pantai-pantai dan di perairan Indonesia. Untuk itu sangat perlu adanya koordinasi yang lebih baik dalam menjaga kebersihan lingkungan, sehingga kegiatan bersih-bersih tersebut benar-benar efektif dan efisien. Berikut adalah kegiatan aksi bersih-bersih laut di Indonesia yang sudah dilaksanakan dalam tahun 2011 :

Pantai Pasir Putih - Situbondo Hari Minggu 24 April 2011 kemarin, ratusan penyelam dari berbagai kelompok mengikuti aksi bersih - bersih laut sekitar Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo, dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke 12 PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Direktur Utama PT TPS M Zaini, Minggu mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Menurut M Zaini, Indonesia adalah negara maritim, maka sudah seharusnya warga negara ini ikut serta dalam menjaga kepulauan dan lautan yang ada. Pada kegiatan bersih-bersih laut tersebut setiap penyelam membersihkan sampah di dalam laut dengan cara menyelam. Selain itu, para penyelam ini juga membersihkan terumbu karang dari predator laut serta melakukan penyulaman terumbu karang yang sudah mulai mengalami kerusakan. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat menjadi sadar akan pentingnya ekosistem yang ada di dalam laut. Dalam kegiatan aksi bersih-bersih tersebut, PT TPS telah menyumbangkan beberapa sarana dan prasarana pendukung seperti tempat sampah dan juga bantuan jaket pelampung kepada para nelayan.

Kegiatan ini tidak cukup hanya dilakukan dalam satu waktu saja, sehingga perlu adanya program khusus yang tentunya menjadikan pantai tersebut bebas dari sampah-sampah. Dan sangat perlu dilakukan juga di pantai-pantai lainnya.

1303722546253637487

Pantai Kuta - Bali Khusus untuk aksi bersih-bersih pantai di Bali, kegiatan tersebut telah dilakukan pada tanggal 06 April 2011 yang lalu. Namun kegiatan bersih-bersih ini justru telah dilaksanakan karena adanya kritikan dari Majalah Time. Terlepas dari adanya kritikan tersebut, sebenarnya pembersihan Pantai Kuta memang sudah dilaksanakan secara rutin, namun karena besarnya volume sampah akhirnya perlu diadakan kegiatan tambahan. Aksi bersih-bersih tersebut telah melibatkan ratusan pedagang, anak pantai, petugas Balawista, dan Polisi Air Polda Bali. Menurut Ketua Satgas Pantai Kuta, Anak Agung Ngurah Tresna, aksi kebersihan itu serentak dimulai dari Pantai Kuta hingga ke Pantai Legian. Diakui Tresna, bahwa aksi bersih-bersih dilakukan setelah ada pemberitaan Majalah Time yang menilai Pantai Kuta kotor oleh sampah. Karena itu, pihaknya mengajak semua elemen untuk menjaga kebersihan pantai agar wisatawan merasa nyaman saat menikmati keindahan pantai. Dalam aksi bersih-bersih pantai tersebut, mereka juga mengerahkan dua unit alat berat untuk mengangkut sampah organik seperti ranting dan batang kayu. Bersama dengan sampah yang berserakan sepanjang pantai, semuanya diangkut truk untuk dibuang ke TPA.

1303722860832849582

Sebenarnya setiap hari ada sekitar 20 sampai 100 truk yang mengangkut sampah di pantai tersebut. Meski begitu, tetap saja banyak ditemukan tumpukan sampah di pantai, yang merupakan sampah kiriman dari laut. Aksi bersih-bersih ini tidak terikat waktu. Pihaknya akan terus bersama semua komponen masyarakat di Kuta hingga pantai benar-benar bersih. Untuk selanjutnya Satgas Pantai Kuta akan menindak para pedagang yang malas ikut membersihkan pantai. Dalam aksi tersebut sekitar 150 pedagang untuk sementara telah menghentikan aktivitasnya berjualan. Dan aksi itu juga mendapat respons dari para wisatawan asing yang tengah berjemur di pantai. Menurut pengamatan seorang wisatawan asal Kanada, meski Pantai Kuta terlihat kotor namun tetap menjadi tempat bagus untuk dikunjungi. Bali termasuk paling kotor dibanding negara tujuan wisata lainnya di Asia Tenggara, seperti Thailand atau Malaysia.

Selain pembersihan pantai yang sudah dilakukan secara rutin, laut di Bali juga perlu dilakukan pembersihan secara khusus untuk menjaga kelestariannya.

Pantai Marunda - Jakarta Pada pertengahan bulan Pebruari 2011 lalu ratusan warga RW 7 Marunda yang berada di pesisir pantai Marunda, Cilincing, Jakarta Utara telah melakukan aksi gotong royong bersama pemerintah melakukan aksi bersih-bersih sampah dipinggir laut. Pasalnya, jika tidak dilakukan pemersihan sampah-sampah kiriman ini selain mengganggu pemandangan bagi pengunjung yang datang ke pantai, jika tak lekas dibersihkan jadi sumber penyakit. Seluruh warga yang ada di sekitar pantai publik tanpa terkecuali telah melakukan pembersihan pinggir pantai. Tujuannya agar supaya lingkungan terlihat bersih dan indah. Mereka telah menunjukan keperduliannya, Katanya bila bukan kita siapa lagi yang akan peduli dengan kebersihan lingkungan kita sendiri. Sementara itu Lurah Marunda Suranta didampingi Wakil Lurah Sutarja, mengatakan, dalam aksi bersih-bersih di pinggir pantai itu dibagi menjadi dua lokasi aksi bersih. Titik pertama di lokasi belakang Masjid Al-Alam dan pintu timur Pantai Publik Marunda. Dengan peralatan seperti cangkram, bambu dan skop pihaknya mampu mengumpulkan sampah sebanyak dua truk sampah atau sekitar 1,5 ton sampah. Sampah-sampah laut tersebut memang sering menggunung apalagi di saat hujan turun, sampah ini berasal dari wilayah sungai KBT, Kali Belencong dan kali Cakung Draine. Kegiatan tersebut masih tetap harus dilaksanakan secara rutin, namun lebih perlu lagi adanya koordinasi dengan pihak-pihak lingkungan disepanjang sungai agar sampah-sampah dari sungai tidak selalu lepas ke laut.

Teluk Jakarta Pemprov DKI Jakarta sudah cukup baik dalam mengatasi masalah sampah di Teluk Jakarta. Sudah sejak 7 tahun lalu disana telah ditempatkan team operasi kebersihan sebanyak lebih kurang 40 pekerja. Mereka bekerja setiap hari membersihkan sampah. Pengawas Operasional Kebersihan Teluk Jakarta pada Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara, Maruli setiap hari selalu mengawasi pembersihan sampah. Maruli dan kawan-kawan setiap hari menaklukkan sampah yang digelontorkan dari 13 sungai,pantai, dan kapal-kapal. Sampah yang berserakan dengan cakupan amat panjang, 32 kilometer, dari Muara Kamal hingga Marunda itu harus ditaklukkan setiap hari.

1303723005567638423

Dari sungai-sungai tersebut, sampah sepertinya tidak pernah berhenti mengalir ke laut. Namun berkat kegigihannya, sampah yang bergerak bebas di laut lepas hingga ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu itu nyaris ludes. Kapal dan perahu yang kerap mogok karena balingbalingnya tersangkut sampah kini mulai berkurang. Maruli bekerja bersama 39 anak buah sejak pukul 08.00 hingga 16.00. Mereka dibagi dalam empat kapal kecil pengumpul sampah dan sebuah kapal kayu berukuran besar yang berfungsi sebagai kargo pengangkut sampah. Setiap hari, sedikitnya setumpuk sampah sebesar rumah atau 40 meter kubik diangkatnya. Sampah-sampah tersebut dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang, Kota Bekasi.

Kegiatan tersebut ternyata masih belum efisien apabila sampah-sampah dari sungai masih terus terbuang ke laut. Dari tahun ke tahun masih dilakukan bersih-bersih secara masal yang melibatkan masyarakat. Sebenarnya nelayan-nelayan dapat ikut serta dalam pembersihan teluk Jakarta dari sampah. Sampai saat ini baik Pemprov Banten dan DKI sangat mengandalkan jajaran jajaranya yang sudah tidak bisa diandalkan lagi, mengingat luasan kerja, sumberdaya, korupsi dll. Sampah yang dihasilkan masyarakat dan pelaku industri di Jakarta setiap hari mencapai lebih kurang 7.000 ton dan 10% dari jumlah sampah tersebut tidak tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan masuk ke 13 aliran sungai yang ada. Sampah tersebut selanjutnya terakumulasi di teluk Jakarta.

13037232041358713647

Nelayan adalah aktor yang paling potensial dan penting dalam upaya ini. Dengan peralatan yang cukup memadai, kapal, sampan, motor jaring dll. Mereka dapat mengoptimalkan pengangkutan sampah per harinya. Jika kita telisik lebih jauh lagi, tangkapan perhari mereka sudah payah sekali. Sehingga dengan alasan tidak punya pilihan mereka harus melaut masuk ke zona larang tangkap Taman Nasional, yang sebenarnya adalah justru tabungan masa depan mereka. Sampai pada satu ide bagaimana kalau mereka menjaring sampah saja, secara jaring trawl sangat kuat dan mampu menjaring sampah sampai ukuran yang cukup kecil.Lalu di kilo ditempat yang disediakan pemerintah sebagai TPA lengkap dengan inecerator dll. Setiap 1 Kg sampah bisa dihargai dengan hargga yang pantas, tentunya yang akan dapat mendongkrak pendapatan mereka. Selain nelayan tersebut tidak akan menjamah kawasan larang tangkap, mereka dapat penghasilan yang cukup lumayan dan berkesinambungan selama penduduk kota Jakarta masih memproduksi sampah yang dibuang ke sungai/laut. Dimana saat ini penghidupan mereka serba tidak pasti, karena bergantung pada ikan yang saat ini dalam kondisi overfising.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline