Lihat ke Halaman Asli

edy mulyadi

Jurnalis, Media Trainer,Konsultan/Praktisi PR

Pilpres 2019, Tahu Versus Tempe (Bongkrek)

Diperbarui: 27 Agustus 2018   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masa pendaftaran Capres/Cawapres sudah 16 hari berlalu. Namun hinggi kini Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama  belum memutuskan bakal mendukung pasangan calon Presiden/Wapres Prabowo-Sandi (PAS). 

Padahal, Ijtima Ulama yang diselenggarakan GNPF-Ulama merekomendasikan Cawapres Prabowo dengan dua Cawapres Salim Segaf atau Ustad Abdul Shomad. Padahal lagi, ummat sangat menunggu-nunggu pernyataan organisasi yang dianggap memayungi unsur-unsur pegiat aksi bela Islam yang berjilid-jilid ini.

Di sisi lain, realitas di lapangan menunjukkan adanya sikap tidak sabar dari sebagian ummat Islam dan sejumlah tokoh. Hal ini antara lain diwujudkan dengan adanya pernyataan dukungan dan deklarasi-deklarasi terhadap paslon Prabowo-Sandi. Mereka merasa bisa menyandarkan harapan adanya perubahan yang lebih baik kepada pasangan ini dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara.

Sikap serupa dengan GNPF-Ulama juga ditunjukkan tokoh nasional Rizal Ramli. Lelaki yang dikenal gigih mengusung ekonomi konstitusi ini, hingga kini juga belum menentukan dukungan terhadap salah satu Paslon Capres dan Cawapres yang akan berlaga di 2019. Padahal, Sandi dan sejumlah elit Gerindra berkali-kali menyatakan sangat kepincut dengan Rizal Ramli. Mereka berharap tokoh yang dekat dengan kalangan grass root itu mau bergabung sebagai tim sukses. Sebagian lain bahkan menyebutnya layak menjadi ketua Timses Prabowo-Sandi.

'Cek kosong'

Baik GNPF-Ulama maupun Rizal Ramli ternyata punya alasan yang sama. Mereka tidak mau memberi 'cek kosong' kepada Paslon tertentu. Buat keduanya, harus ada komitmen yang jelas dan tegas dari Paslon sebelum memperoleh dukungan.

Ketua GNPF-Ulama ustadz Yusuf Muhammad Martak, misalnya, jelas-jelas menghendaki Prabowo-Sandi menandatangani komitmen yang disebutnya sebagai Pakta Integritas. Kalau mereka setuju, maka GNPF-Ulama menjanjikan dukungan penuh dari ummat untuk pemenangan PAS.

Disebut dukungan penuh, karena GNPF-Ulama bersama ummat akan menyiapkan logistik, saksi-saksi, dan Posko-posko pemenangan secara massif sampai ke tingkat RT/RW. Semua biayanya berasal dari kantong ummat secara swadana dan gotong-royong alias gratis, sama sekali tidak perlu gerojokan dana dari PAS. Penegasan ini pula yang disampaikan Habib Rizieq Shihab dari Mekah saat memberi sambutan pada pembukaan Ijtima' Ulama, 29 Juli silam.

Dalam berbagai pernyataan  suara berikutnya yang direkam dan menjadi viral, Habib juga minta ummat bersabar menunggu digelarnya Ijtima' Ulama 2. Di forum yang akan diselenggarakan satu hari antara 8-15 September inilah akan ditentukan sikap ulama terhadap PAS.

"Kami sudah menyiapkan Pakta Intergitas berisi sejumah tuntutan dan harapan ummat Islam yang harus disetujui PAS sebelum memperoleh dukungan. Kalau Prabowo-Sandi menolak Pakta Integritas, maka GNPF-Ulama akan berlepas diri dari keduanya. Silakan ummat dan ulama menentukan pilihan masing-masing," ujarnya.

Rakyat dapat apa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline