Lihat ke Halaman Asli

Edy Setiawan

Dr.Cand PPs UNY | Entrepreneurship | Consultant

Kejujuran: Dalam Naskah Kuno Kitab Lontara'

Diperbarui: 27 Januari 2016   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Naskah Lontara'"][/naskah lontara']

Lontara' adalah sebutan naskah kuno bagi rakyat Sulawesi Selatan. Kata ini diambil dari bahasa Melayu yaitu lontar atau palem tal (Borassus flabellifer). Dengan begitu, lontara adalah naskah yang ditulis pada daun tal, tradisi yang juga dilakukan oleh orang Sunda, Jawa, dan Bali dalam menulis naskah mereka di jaman dahulu. Ada pula yang berpendapat bahwa secara etimologis kata lontarak terdiri dari dua kata: raung (daun) dan talak (lontar). Kata raung talak mengalami proses evolusi menjadi lontarak.

Ada sebuah lontaraq yang unik, mirip dengan pita atau kaset audio/video. Teksnya ditulis satu baris pada daun tal sempit yang digulung, dan hanya dapat dibaca bila gulungan diputar balik. Tulisan pada gulungan bergerak di depan mata pembaca, dari kiri ke kanan.

Menggali kembali pesan yang tertidur dalam lontara' berabad-abad yang lalu. Sebuah Lontara' pappaseng To Maccae Ri Luwu ( To Ciung) yang menasehatkan perihal tentang kejujuran, bahwasanya kejujuran itu memiliki 7 ciri:

1. Napariwawoi ri wawo E (Di ataskan yang di atas)
2. Napariyawai riyawa E (Di bawahkan yang di bawah)
3. Napariyataui atauwE ( Di kanankan yang di kakan)
4. Naparilalengngi laleng E (Di dalamkan yang di dalam)
5. Naparisaliwengngi ri saliwengng E (Diluarkan yang diluar)
6. Naparimunriwi rimunri E (Di belakangkan yang di belakang)
7. Napariyoloi riyolo E (Di depankan yang di depan)

Apabila di uraikan maknanya maka kejujuran dapat di tandai tentang bagaimana setiap orang menempatkan sesuatu menurut keadaan yang sebenarnya, bagaimana menilai sesuatu dengan sebenarnya, adil dan bijaksana dalam segala hal.

Maka dalam lontara' juga menitipkan pesan:

Aju Maluru'E mi riyala parewa bola

(Hanya kayu yang luruslah dijadikan alat/bagian rumah)

Menelaah lebih dalam makna paseng (pesan) di atas, "Maluru" sama dengan "Malempu" yang berarti jujur. Rumah adalah tempat berteduh dari panas dan hujan selain menciptakan ketenteraman, begitupula orang yang jujur, adalah orang yang dapat melindungi dari panas dan hujannya kehidupan serta sanggup menciptakan ketentraman atau dengan kata lain hanyalah orang jujur yang dapat dijadikan pemimpin, dan pemimpin yang jujur ialah tidak banyak menuntut haknya dalam kewajiban, sebab kewajiban baginya adalah sebuah tanggung jawab.

"Aja mumangingngi' kasi kasi, Aggangka ulleyangngi siya malempu'E apa iyaritu malempu'E, mauritu telleng mompo'mua. Aja' to mumasereati ri padammu rupa tau, bettuwanna aja' muwabacciwi tauE, aja' muempuruiwi tau lolongengE deceng, apa masolakkotu lettuk ri tau rimunrimmu "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline