Perhelatan demokrasi di Kota Palopo, Sulsel, diwarnai kericuhan, Minggu siang,31 Maret. Pasca penetapan pasangan Judas Amir-Akhmad Syarifuddin terpilih menjadi Wali Kota Palopo, massa salah satu pasangan calon yang kecewa hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo membakar sejumlah perkantoran milik pemerintah.
Tak hanya itu, salah satu kantor media lokal, Palopo Pos, diduga dibakar oleh pendukung pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri (Hati). Reaksi pun berdatangan terkait pembakaran kantor redaksi Palopo Pos tersebut.
Namun, dibalik kerusuhan dengan pembakaran kantor harian Palopo Pos, yang berdasarkan informasi, sebelum dilakukan pembakaran kantor itu, salah seorang karyawan
di kantor tersebut, sempat mendapatkan teror, dimana peneror menyebutkan akan melakukan pembakaran kantor surat kabar harian lokal ini.
Jika memang benar demikian, sebelum terjadinya pembakaran kantor harian Palopo Pos dan pihak karyawan mendapatkan teror melaui ponselnya, tentu kejadian itu sudah direncanakan jauh hari sebelumnya dan terorganisir secara baik.
Kronologis pembakaran itu, sekitar pukul 13.00 WITA, massa berkumpul di kantor Wali Kota Palopo. Tak lama berselang, sekitar sejam kemudian salah seorang karyawan di kantor ini, mengaku mendapatkan teror.
Saat mereka melaporkan teror itu, massa sudah berada di depan kantor berita itu dan melemparinya dengan bom molotov.
Atas kejadian itu, tentu polisi harus mengusut tuntas pelaku pembakaran sejumlah kantor pemerintahan dan kantor harian Palopo Pos tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H