Ada teman berkata...
''knapa nasib mu beberapa tahun belakangan sial..selalu ditimpa kemalangan...selalu kehilangan...sering mendapatkan musibah...dan intinya ga ada baek2nyalah...
Aku sempat berpikir juga...
aku tak langsung menjawab pertanyaan ini...
krn meskipun aku menjawab..
ku yakini jawaban aku tidak bisa dimengerti dan akan sulit dicernanya..
aku sadar kemampuannya untuk menterjemahkan jawaban ku hanya sebatas antara ya dan tidak
tapi akhirnya jawaban ku itu aku berikan juga...
aku bilang...takdir, kematian, kesialan, kemalangan, adalah sesuatu yg abstrak....tidak berpola..apa lagi berpeta..
jadi ku anggap semua itu adalah sebuah lingkaran...yg suatu saat akan dirasakan oleh kita semua...tidak bupati..tidak gubernur..tidak wali kota, tidak presiden...dan apa lagi kita sebagai org2 yang menakdirkan diri sebagai bawahan..persoalannya kapan itu terjadi?...kebetulan saat ini terjadi pada ku...setidaknya aku telah dan sudah melalui saat2 itu...
Soal kehilangan...sesungguhnya jauh sebelum kita lahir..kita adalah mahluk2 yang penuh kehilangan..kita telah kehilangan akan nikmatnya berada dirahim..kita kehilangan saat2 dilhrkan..kita kehilangan masa bayi, balita, anak2, remaja, bahkan kita kehilangan akan tuhan kita sendiri..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H