Lihat ke Halaman Asli

Edwin Gusani

Hamba, Pengelana

Berpantun Ria Ini Bisa untuk Temani Waktu Puasamu Lebih Asyik

Diperbarui: 28 Maret 2024   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bareng anak-anak yang jago pantun saat menanam pohon di depan Madrasah Pulo Kaim, dokpri

Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sangat digandrungi oleh banyak masyarakat Indonesia dan dijadikan sebagai hiburan masyarakat.

Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia  atau KBBI, pantun adala bentuk dari puisi Indonesia atau Melayu yang setiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b).

Tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Pantun juga bisa diartikan peribahasa sindiran dari masyarakat untuk kebijakan ataupun untuk segala sesuatu yang dirasa ada yang ganjal didalamnya.

Dengan demikian, pantun sejatinya bisa digunakan untuk beragam tujuan didalamnya, sebut saja seperti untuk menghibur atau mengedukasi.

Apalagi pada momen bulan puasa penuh berkah ini, pantun pun bisa dijadikan ajang menghibur agar puasa kita tidak suntuk di siang hari.

Seperti contoh beberapa pantun berikut ini.

Contoh 1

Bang Udin datangnya telat

Datangnya di hari selasa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline