Lihat ke Halaman Asli

Edwin C

Belajar menuangkan sesuatu melalui tulisan

"Tak Ku Tahu Kan Hari Esok", Sebuah Renungan

Diperbarui: 24 Juni 2021   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak Ku Tahu Kan Hari Esok (sumber gambar: cawanhikmat.blogspot.com)

"Tak Ku Tahu Kan Hari Esok. Sepenggal liriknya tiba-tiba hadir dan merasuk dalam benak saya pagi subuh ini"

Tak Ku Tahu Kan Hari Esok

1. Tak ku tahu kan hari esok,
namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan,
karena surya kan lenyap.
O tiada ku gelisah,
akan masa menjelang;
ku berjalan serta Yesus.
Maka hatiku tenang.

Baca juga : PKJS-UI Bersama IPPNU Melaksanakan Seminar dan Deklarasi Online Dalam Melindungi Anak dan Remaja dari Target Industri Rokok

Refrein:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t'rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang.

3. Tak ku tahu kan hari esok,
mungkin langit kan gelap.
Tapi Dia yang berkasihan,
melindungi ku tetap.
Meski susah perjalanan,
g'lombang dunia menderu,
dipimpinNya ku bertahan
sampai akhir langkahku.

Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) 241 bait 1 dan 3 

Sepenggal lirik diatas tiba-tiba hadir dan merasuk dalam benak saya pagi subuh ini. Saat saya sedang asik membaca Kompasiana untuk mengisi kejenuhan  saya dalam menulis thesis yang tidak kunjung selesai padahal jadwal sidang sudah mendekat. Seperti biasa, saat saya sedang berada didepan laptop selalu ada musik dan kopi yang menemani kerja penulisan saya. 

Berhubung ini sudah masuk hari Minggu dan untuk selalu mengingatkan bahwa tetap harus beribadah sesibuk apapun kita, maka saya memutar musik rohani dari gawai saya. Dan, munculah lagu tersebut diatas yang membuat saya tercenung dan jadi ingin menulis.

Baca juga :Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline